Tampilan mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Hamas Desak Jaminan Mesir atas Gencatan Senjata Gaza, Sementara Serangan Udara Israel Masih Berlanjut

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Hamas Desak Jaminan Mesir atas Gencatan Senjata Gaza, Sementara Serangan Udara Israel Masih Berlanjut
Foto: (Sumber: Foto udara yang diambil pada 5 November 2022 menunjukkan pemandangan Sharm El-Sheikh, Mesir. Perwakilan dari Israel dan Hamas dijadwalkan untuk melakukan negosiasi tidak langsung mengenai rencana gencatan senjata 20 poin yang didukung AS di Sharm El-Sheikh pada 6 Oktober 2025. ANTARA/Xinhua/Sui Xiankai.)

Pantau - Hamas meminta Mesir memberikan jaminan serta mekanisme pengawasan terhadap rencana gencatan senjata di Gaza berdasarkan usulan 20 poin yang diajukan oleh Amerika Serikat.

Permintaan tersebut disampaikan oleh delegasi Hamas yang dipimpin pejabat senior Khalil al-Hayya dalam pertemuan dengan Dinas Intelijen Umum Mesir pada Senin, 6 Oktober 2025.

Delegasi menyampaikan kekhawatiran mengenai komitmen Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap pelaksanaan gencatan senjata.

Al-Hayya melakukan perjalanan ke Mesir untuk pertama kalinya sejak selamat dari upaya pembunuhan di Doha bulan lalu.

Hamas Siap Bebaskan Sandera, Tapi Tolak Syarat Pelucutan Senjata

Kunjungan Al-Hayya bertujuan untuk melanjutkan perundingan tidak langsung dengan Israel yang difasilitasi oleh Mesir.

Perundingan ini menyusul pengumuman dari Hamas bahwa mereka bersedia membebaskan semua sandera Israel yang ditangkap sejak 7 Oktober 2023.

Rencana tersebut merupakan bagian dari usulan gencatan senjata yang diajukan oleh pemerintah Amerika Serikat.

Menurut pejabat Israel, saat ini Hamas masih menahan 48 sandera, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Namun, Hamas hingga kini belum menyetujui beberapa ketentuan yang diajukan Israel, terutama soal pelucutan senjata, yang menjadi syarat utama bagi Israel untuk menghentikan operasi militernya.

Seorang pejabat keamanan Mesir yang tidak ingin disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa Hamas menuntut jaminan penghentian total perang dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Delegasi Israel disebut telah tiba di Mesir, sementara mediator dari Amerika Serikat dijadwalkan tiba pada Selasa, 7 Oktober, atau Rabu, 8 Oktober 2025.

Negosiasi antara para pihak direncanakan berlangsung selama tiga hari.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyambut baik kesiapan Hamas membebaskan sandera, dan mendesak Israel untuk menghentikan serangan udara guna memperlancar proses pembebasan.

Serangan Udara Israel Masih Terus Berlangsung, Korban Sipil Terus Bertambah

Meski negosiasi tengah berlangsung, serangan udara Israel ke wilayah Gaza dilaporkan masih terus berlanjut.

Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir sebanyak 21 jenazah dan 96 orang luka-luka telah dibawa ke rumah sakit di Gaza.

Selain itu, dua warga Palestina dilaporkan tewas dan sedikitnya 19 orang lainnya luka-luka saat sedang mencari bantuan kemanusiaan.

Jumlah korban tewas dari insiden saat pencarian bantuan kemanusiaan ini telah mencapai 2.610 orang, sementara total korban luka melampaui 19.000 orang.

Hingga Senin, sehari sebelum konflik ini memasuki tahun kedua, total korban jiwa di Gaza telah mencapai 67.160 orang.

Jumlah korban luka-luka tercatat sebanyak 169.679 orang.

Penulis :
Ahmad Yusuf