
Pantau - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kesiapan negaranya untuk berperan dalam menjaga stabilitas di Jalur Gaza dengan mengirimkan pasukan sebagai bagian dari pasukan stabilisasi internasional sementara.
Upaya Internasional Stabilkan Gaza
Macron menilai bahwa pembentukan pasukan stabilisasi internasional diperlukan untuk melatih dan mempersenjatai pasukan keamanan Palestina.
Kerja sama ini akan melibatkan negara-negara kawasan seperti Yordania dan Mesir yang dinilai memiliki pengalaman luas dalam bidang keamanan dan stabilisasi, serta dukungan dari Prancis.
“Saya berterima kasih kepada rekan-rekan dan sekutu Eropa kami yang hadir di sini, yang telah memulai atau menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam proses ini. Prancis siap memainkan perannya dalam hal ini,” ujar Macron.
Ia juga menekankan pentingnya pelucutan senjata Hamas sebagai langkah krusial menuju gencatan senjata permanen.
Rencana Damai Gaza dari Trump
Sebelumnya, pada Rabu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama dari perjanjian damai Gaza.
Kesepakatan awal tersebut mencakup pembebasan semua sandera oleh Hamas dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Trump juga telah merilis rencana 20 poin pada 29 September 2025 untuk mengakhiri konflik Gaza.
Rencana itu menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan sandera dalam waktu 72 jam, serta penghentian peran Hamas dan faksi-faksi lain dalam pemerintahan Gaza.
Pemerintahan Gaza selanjutnya akan dipercayakan kepada “komite Palestina yang teknokratis dan apolitis” yang berada di bawah pengawasan dewan internasional pimpinan Trump.
Langkah-langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya membangun struktur pemerintahan yang netral dan dapat diterima oleh berbagai pihak.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf