billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

AS Kirim 200 Personel Militer untuk Bantu Pantau Gencatan Senjata Gaza, Tanpa Masuk ke Wilayah Konflik

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

AS Kirim 200 Personel Militer untuk Bantu Pantau Gencatan Senjata Gaza, Tanpa Masuk ke Wilayah Konflik
Foto: Tentara Amerika Serikat berdiri di atas kapal perang USS Green Bay yang akan bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (30/8/2023). Kedatangan kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat itu dalam rangka Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield Tahun 2023 pada 31 Agustus 2023–13 September 2023 (sumber: ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Pantau - Sekitar 200 personel militer Amerika Serikat akan bergabung dalam pasukan multinasional untuk memantau dan membantu pelaksanaan gencatan senjata di Jalur Gaza, sebagaimana dikonfirmasi oleh pejabat Gedung Putih pada Kamis (9/10).

Tidak ada satu pun dari personel tersebut yang akan memasuki wilayah Gaza secara langsung.

Penempatan di Luar Gaza, Fokus pada Pengawasan

Menurut salah satu pejabat yang enggan disebutkan namanya, lokasi penempatan pasukan tersebut masih akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan pada Jumat.

Pasukan AS awalnya akan membentuk "pusat kendali bersama" yang akan berfungsi sebagai basis koordinasi sebelum terlibat aktif bersama pasukan internasional lainnya.

Tujuan dari pembentukan pusat kendali ini adalah untuk menghindari konflik langsung dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) serta memastikan struktur misi yang sesuai dan terorganisasi.

Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), Laksamana Bradley Cooper, akan memimpin operasi pemantauan ini.

"Ia akan mengawasi, memastikan tidak ada pelanggaran atau penyusupan. Semua pihak khawatir akan tindakan pihak lain," ungkap seorang pejabat lainnya.

"Sebagian besar tugas ini akan menjadi pengawasan," tambahnya.

Gencatan Senjata Fase Pertama dan Rencana Internasional

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa pasukan AS sudah berada di bawah komando CENTCOM dan akan bekerja sama dengan pasukan internasional lainnya.

"Mereka akan bertugas memantau kesepakatan damai di Israel dan akan bekerja sama dengan pasukan internasional lainnya di lapangan," tulisnya di platform media sosial X.

Salah satu sumber dari pemerintahan AS juga menyebutkan bahwa saat ini sedang dilakukan pembicaraan dengan sejumlah negara untuk membentuk "Pasukan Stabilisasi Internasional" yang akan menggantikan pasukan Israel di area yang disebut "garis kuning".

Garis tersebut merujuk pada zona yang diperkirakan akan menjadi bagian dari penarikan awal Israel, sebagaimana disebutkan dalam rencana Presiden Donald Trump.

"Setelah itu akan ada diskusi dan kemudian kita akan melihat apakah benar-benar ada jalur yang nyata untuk, saya kira kita menggunakan istilah penonaktifan instalasi militer di Gaza dan senjata berat sebagai langkah awal untuk mewujudkannya," ucap seorang pejabat.

Presiden Trump sebelumnya mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui fase pertama dari rencana gencatan senjata 20 poin yang diumumkan pada 29 September.

Fase pertama tersebut mencakup penghentian pertempuran di Gaza, pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Penulis :
Leon Weldrick