billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Venezuela Desak PBB Nyatakan Serangan AS di Laut Karibia sebagai Tindakan Ilegal dan Ancam Perdamaian

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Venezuela Desak PBB Nyatakan Serangan AS di Laut Karibia sebagai Tindakan Ilegal dan Ancam Perdamaian
Foto: (Sumber: Arsip foto - Suasana forum Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat, Rabu (25/09/2024). ANTARA/Suwanti.)

Pantau - Pemerintah Venezuela secara resmi meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyatakan bahwa serangan mematikan oleh Amerika Serikat terhadap kapal cepat di lepas pantai Venezuela merupakan tindakan ilegal dan pelanggaran terhadap kedaulatan negara.

Permintaan itu disampaikan oleh Perwakilan Tetap Venezuela untuk PBB, Samuel Moncada, dalam pertemuan Dewan Keamanan yang berlangsung atas permintaan Venezuela, Rusia, dan China pada pekan ini.

Venezuela Tuduh AS Langgar Hukum dan Ancam Kawasan

Dalam permohonannya, Venezuela mendesak PBB untuk mengeluarkan deklarasi resmi yang menegaskan dukungan terhadap kedaulatan Venezuela dan mengecam tindakan militer AS.

Moncada menyampaikan dua tuntutan utama:

  • Menyatakan bahwa tindakan militer AS merupakan pelanggaran hukum internasional
  • Menegaskan bahwa tindakan tersebut mengancam perdamaian di kawasan Amerika Latin dan Karibia

Moncada menyoroti sejumlah isu yang mendasari desakan tersebut, antara lain eksekusi di luar hukum, konsentrasi pasukan militer AS, retorika agresif dari Washington, serta dugaan operasi rahasia CIA untuk pembunuhan politik di Venezuela.

Ia merujuk pada pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengonfirmasi bahwa ia telah mengizinkan CIA melakukan operasi rahasia di Venezuela.

Trump juga dikatakan mempertimbangkan penggunaan jalur darat untuk menyerang kartel narkoba, termasuk di wilayah Venezuela.

Lima Serangan, 27 Korban, dan Tuduhan Manipulasi Konflik

Moncada menyebut telah terjadi lima serangan ilegal di wilayah perairan Venezuela dengan total 27 korban tewas.

Beberapa korban tersebut diidentifikasi sebagai warga negara Kolombia dan Trinidad dan Tobago, yang diakui baik oleh keluarga maupun oleh pemerintah masing-masing.

" Ada seorang pembunuh yang berkeliaran di Karibia, haus darah, dan membunuh semua orang yang bekerja di laut," ujar Moncada, sembari menegaskan bahwa ancaman tersebut mempengaruhi seluruh kawasan, bukan hanya Venezuela.

Ia menyatakan bahwa Venezuela menuntut penghormatan penuh terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayahnya.

Permintaan ini diajukan setelah serangan terbaru pada 14 Oktober 2025 terhadap warga sipil yang berada di atas kapal kecil, beberapa mil dari pantai Venezuela.

Moncada menuding AS sengaja menciptakan konflik dan memperingatkan konsekuensi serius jika situasi terus memburuk.

" Ada waktu untuk menghentikan kegilaan ini; kami tidak menginginkan perang, dan kami tahu rakyat Amerika tidak menginginkan perang," katanya.

Dewan Keamanan Tak Bisa Bertindak, AS Pegang Hak Veto

Sebelumnya, Trump telah memerintahkan operasi militer besar-besaran di wilayah Karibia selatan, termasuk lima serangan terhadap kapal-kapal di sekitar pantai Venezuela.

Namun, Dewan Keamanan PBB belum dapat mengambil langkah konkret karena AS masih memegang hak veto sebagai anggota tetap.

Pertemuan yang berlangsung pekan ini merupakan yang pertama membahas peningkatan ketegangan di Karibia, khususnya di wilayah Venezuela.

Penulis :
Ahmad Yusuf