
Pantau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keras pembunuhan warga sipil di Gaza akibat serangan udara Israel yang terjadi pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyampaikan pernyataan resmi pada Rabu, 29 Oktober 2025, yang mewakili Sekretaris Jenderal PBB.
"Sekretaris Jenderal mengutuk keras pembunuhan warga sipil di Gaza kemarin akibat serangan udara Israel, termasuk banyak anak-anak," ungkapnya.
Serangan Udara Israel Menyasar Beberapa Wilayah di Gaza
Serangan udara tersebut menyasar sejumlah wilayah padat penduduk, termasuk Kota Gaza, Khan Younis, dan Deir al-Balah.
Serangan ini merupakan tindak lanjut dari perintah langsung kepala otoritas Israel, Benjamin Netanyahu.
Netanyahu sebelumnya memerintahkan dilancarkannya "serangan dahsyat" terhadap Gaza.
Instruksi tersebut diberikan sebagai respons atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas, serangan terhadap pasukan pertahanan Israel di Rafah, serta penanganan yang dinilai buruk terhadap jenazah sandera Israel.
Gencatan Senjata yang Runtuh dan Dampak Kemanusiaan
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas sejatinya telah diberlakukan sejak 10 Oktober 2025.
Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Isi dari kesepakatan mencakup pertukaran sandera dan tahanan serta rekonstruksi wilayah Gaza yang hancur akibat konflik.
Namun, eskalasi baru yang terjadi menunjukkan kegagalan implementasi dari kesepakatan tersebut.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 68.000 warga Palestina.
Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 170.000 warga lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang terus berlangsung.
Sumber informasi dalam laporan ini berasal dari media Rusia, Sputnik dan RIA Novosti.
- Penulis :
- Aditya Yohan










