
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan komunikasi telepon dengan pemerintah Kamboja dan Thailand pada Jumat dalam upaya meredakan ketegangan yang meningkat di perbatasan kedua negara.
Bentrokan di Perbatasan dan Eskalasi Ketegangan
Ketegangan ini dipicu oleh insiden bentrokan bersenjata di perbatasan Thailand-Kamboja pada Rabu sebelumnya yang menyebabkan satu warga sipil tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Kedua negara saling menuduh sebagai pemicu insiden tersebut, yang terjadi beberapa hari setelah Thailand menangguhkan pakta perdamaian dengan Kamboja.
Juru bicara provinsi Kamboja, Norng Vuthy, kepada wartawan menyatakan bahwa ratusan warga telah dievakuasi dari desa Prey Chan akibat bentrokan tersebut, berdasarkan laporan CamboJA News.
Tentara Kerajaan Thailand membantah tuduhan telah melakukan "penembakan tak beralasan" dan menuduh tentara Kamboja sebagai pihak yang memulai aksi dengan "menembakkan senjata ke wilayah Thailand".
Militer Thailand dalam pernyataan resminya melalui platform Facebook menyebut bahwa pasukan mereka "berlindung dan membalas tembakan ke arah sumber hanya dengan menggunakan kekuatan yang diperlukan sesuai dengan aturan keterlibatan untuk meredam insiden, melindungi kedaulatan nasional, dan memastikan keselamatan personel".
Respons Internasional dan Upaya Diplomatik
Seorang pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Trump tidak hanya berbicara dengan Kamboja dan Thailand, tetapi juga melakukan koordinasi dengan pemerintah Malaysia untuk mengupayakan penghentian kekerasan.
Meski tidak merinci siapa perwakilan dari masing-masing negara yang berbicara dengan Trump, pejabat tersebut mengonfirmasi bahwa komunikasi aktif dilakukan untuk menjaga stabilitas regional.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengonfirmasi keterlibatannya dalam komunikasi tersebut dan menyatakan melalui platform X bahwa, "Karena itu, saya menyambut peran aktif Presiden Trump, yang juga menghubungi Perdana Menteri Kamboja dan Thailand untuk memastikan setiap perbedaan ditangani secara tertib demi menjaga stabilitas dan harmoni kawasan."
Anwar juga mengungkapkan bahwa kedua negara telah menarik pasukan militernya dari perbatasan sebagai bagian dari pendekatan damai dalam Kerangka Perjanjian Perdamaian Kuala Lumpur.
Pernyataan serupa juga diunggah oleh pejabat Gedung Putih melalui platform X yang menyebut, “Oleh karena itu, saya menyambut baik peran aktif Presiden Trump, yang juga telah menghubungi Perdana Menteri Kamboja dan Thailand untuk memastikan bahwa setiap perbedaan ditangani secara tertib, guna menjamin stabilitas dan harmoni regional.”
- Penulis :
- Shila Glorya








