
Pantau - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing menegaskan komitmennya untuk melanjutkan gaya diplomasi persahabatan yang melampaui formalitas dalam hubungan Indonesia–China, seiring dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Hubungan Lintas Generasi dan Momentum Baru Diplomasi
Duta Besar RI untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menyampaikan bahwa hubungan Indonesia–China telah terjalin sejak berabad-abad lalu dan kini diperkuat melalui pendekatan yang melibatkan keterhubungan manusia dan komunitas.
"Tahun ini kita memperingati 75 tahun hubungan diplomatik. Keterhubungan Indonesia dan China bukanlah hal baru karena telah terjalin sejak berabad-abad lalu," ujarnya dalam acara Indonesia Updates di Beijing, Jumat malam, 19 Desember 2025.
"Manusia terus bergerak, gagasan mengalir, dan komunitas berkembang, sehingga angka 75 bukan sekadar hitungan waktu, melainkan simbol kepercayaan yang dibangun lintas generasi. Inilah makna persahabatan yang melampaui formalitas," tambah Djauhari.
Acara Indonesia Updates dihadiri sekitar 100 warga negara Indonesia dan mitra di Tiongkok, sekaligus menjadi ajang perkenalan Irene sebagai Wakil Dubes RI untuk China yang dilantik oleh Presiden Prabowo pada 8 Oktober 2025.
"Persahabatan yang melampaui formalitas bukanlah slogan, melainkan praktik nyata—sebuah diplomasi yang dapat dirasakan. Ia hadir dalam berbagai bentuk: pertemuan presiden, penjajakan bisnis, jamuan resmi, penerbangan langsung, hingga malam pemutaran film. Tahun 2025 menandai dimulainya sebuah babak baru hubungan Indonesia–China," kata Djauhari.
Ia menyebut tahun 2025 sebagai momentum baru, seiring dengan hadirnya presiden baru Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045, serta komitmen China untuk memperkuat keterpaduan global dan domestik.
Tahun ini juga ditandai dengan tantangan global seperti gangguan rantai pasok dan ekonomi yang rapuh, namun Djauhari menyatakan kehangatan hubungan antarpemimpin menjadi modal penting.
"Kehangatan antara para pemimpin kita mencerminkan sesuatu yang lebih dalam: hubungan yang tidak semata-mata bertumpu pada formalitas, melainkan pada tujuan bersama. Inilah semangat persahabatan yang kami harapkan menjadi kacamata dalam melihat seluruh kebersamaan kita," tegasnya.
Pertumbuhan Perdagangan, Investasi, dan Potensi Masa Depan
Pada triwulan ketiga 2025, nilai perdagangan Indonesia–China tercatat melampaui 137 miliar dolar AS, naik 14,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Investasi China di Indonesia mencapai 5,4 miliar dolar AS, meningkat 13,5% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, perdagangan Indonesia–Hong Kong hampir menyentuh angka 6 miliar dolar AS, dan investasi dari Hong Kong mencapai 7,4 miliar dolar AS.
"Angka-angka tersebut menunjukkan satu hal: pendekatan kita berhasil, bahkan di tengah ketidakpastian global," ujar Djauhari.
Ia menyebut Indonesia sebagai negara dengan populasi 280 juta jiwa, termasuk 48 juta kelas menengah, serta dua pertiga penduduk yang sedang menuju kelas menengah.
Indonesia juga merupakan produsen nikel terbesar dunia, pemain penting di sektor energi dan baterai, dan memiliki potensi masuk lima besar ekonomi dunia pada 2045.
Selain itu, Indonesia memiliki ekonomi digital yang berkembang pesat, populasi muda yang terkoneksi internet, menguasai 40% potensi panas bumi dunia, dan lebih dari 60 juta generasi muda.
"Maka, pada peringatan 75 tahun ini, pesan kami sederhana: Indonesia dan China tidak sekadar menjaga hubungan, tetapi membentuk masa depan bersama, masa depan di mana kedua bangsa tumbuh dan bangkit bersama," ungkap Djauhari.
Arah Investasi Strategis dan Penguatan Kerja Sama
Direktur Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Beijing, Rizaldi Indra Janu, memaparkan bahwa investasi China ke Indonesia sejak 2020 hingga 2024 telah melebihi 37 miliar dolar AS.
"Investasi lebih dari 37 miliar dolar AS sejak 2020 itu bukan sekadar angka, melainkan kerja nyata, penciptaan lapangan kerja baru, dan nilai tambah ekonomi. Investasi ini memperkuat hilirisasi dan transformasi industri nasional," jelas Rizaldi.
Lima sektor utama investasi China di Indonesia meliputi:
- Produksi logam dasar dan industri pengolahan: 16,57 miliar dolar AS (45%)
- Transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi: 6,41 miliar dolar AS (17%)
- Kimia dan industri: 3,63 miliar dolar AS (10%)
- Perumahan, kawasan industri, dan perkantoran: 2,51 miliar dolar AS (7%)
- Kelistrikan, gas, dan air: 1,9 miliar dolar AS (5%)
- Sektor industri lainnya: 6,19 miliar dolar AS (17%)
Adapun daerah tujuan utama investasi China di Indonesia mencakup:
- Sulawesi Tengah: 13,56 miliar dolar AS (36,4%)
- Maluku Utara: 6,51 miliar dolar AS (17,5%)
- Jawa Barat: 6,11 miliar dolar AS (16,4%)
- Jakarta: 2,04 miliar dolar AS (5,5%)
- Banten: 1,48 miliar dolar AS (4%)
- Wilayah lainnya: sisanya
"Hal ini menunjukkan kuatnya kinerja China di sektor industri Indonesia, khususnya dalam pengolahan logam dan pengembangan industri di luar Pulau Jawa, terutama di Sulawesi Tengah, serta kontribusinya terhadap pengembangan industri nasional," tambah Rizaldi.
Ia menyatakan komitmennya untuk mempertahankan momentum kerja sama dan terus mendorong peningkatan investasi dari China.
"Kami menyongsong masa depan kerja sama China–Indonesia dengan mendorong investasi global yang berdampak nyata bagi perekonomian dan sosial," tuturnya.
Dalam acara tersebut, KBRI Beijing memberikan penghargaan kepada berbagai pihak yang dinilai berkontribusi dalam memperkuat hubungan bilateral, yaitu Bank Indonesia Perwakilan Beijing, Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM), Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT), Sanggar Pelangi Yingde, dan platform video pendek Kuaishou.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan







