
Pantau - Artikel resensi film The Voice of Hind Rajab yang ditulis Sri Dewi Larasati dan tayang di ANTARA pada 26 November 2025 menyoroti bagaimana film tersebut menggambarkan suasana menegangkan ketika seseorang mengangkat telepon dan hanya mendengar suara lirih seorang anak yang memohon diselamatkan di tengah dentuman peluru.
Fokus pada Rekaman Suara Nyata Hind Rajab
Film garapan Kaouther Ben Hania ini diangkat dari kisah nyata tragedi yang menimpa Hind Rajab, anak perempuan Palestina berusia enam tahun yang tewas dalam serangan Israel di Gaza pada 2024.
Film ini menggunakan rekaman audio asli percakapan antara Hind dan petugas penyelamat sebagai pusat narasi untuk membangun ketegangan dan kedekatan emosional.
Pada awal film, muncul keterangan di layar: "Suara-suara di telepon itu nyata," ungkapnya, yang menegaskan bahwa audio tersebut benar-benar berasal dari kejadian asli.
Penonton pertama kali diperlihatkan suasana kantor Bulan Sabit Merah Palestina, pusat panggilan darurat yang melayani seluruh wilayah Palestina termasuk Gaza.
Kronologi Panggilan Darurat yang Mengguncang
Karakter Omar (Motaz Malhees), seorang petugas, menerima panggilan darurat dari seorang pria di Jerman yang melaporkan bahwa mobil keluarganya di Gaza terjebak di tengah serangan saat mereka mencoba mengungsi.
Penelepon itu kemudian memberi tahu Omar bahwa masih ada seseorang yang hidup dan bersembunyi di dalam mobil, yakni keponakannya, seorang anak perempuan berusia enam tahun.
Ketika panggilan dialihkan, terdengar suara Hind Rajab yang mengatakan ia sedang bersembunyi di dalam mobil dari tembakan dan dikelilingi jenazah keluarganya.
Dalam rekaman itu, suara Hind terdengar bergetar, takut, dan terus memohon pertolongan agar bisa kembali kepada ibunya.
Hind berulang kali meminta seseorang datang menjemputnya, sementara suara desingan peluru terus terdengar melalui sambungan telepon.
Dalam salah satu momen paling emosional, Hind berkata: "Aku takut, jemput aku, tank-nya mendekat," ungkapnya.
Film ini menyoroti kengerian perang dari perspektif seorang anak yang menjadi korban sekaligus menegaskan nilai kemanusiaan melalui rekaman nyata yang digunakan sebagai inti penceritaan.
- Penulis :
- Aditya Yohan







