
Pantau – Menko Polhukam Mahfud Md memimpin pertemuan ke-26 dewan politik dan keamanan ASEAN. Dalam pertemuan tersebut, Mahfud berharap Kerja Sama Timor Leste dalam membangun ASEAN.
Hal itu disampaikan Mahfud ketika menyambut keikutsertaan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste Adaljiza Magno, Selasa (9/5/2023).
"Hari ini, kita juga menyambut keikutsertaan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor-Leste Yang Mulia Adaljiza Magno dalam pertemuan APSC untuk pertama kalinya. Saya yakin keikutsertaan Timor-Leste akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan komunitas ASEAN," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan ASEAN kini sudah berada di persimpangan jalan. Mahfud mengatakan krisis demi krisis yang ada, jika tidak dilalui akan membahayakan organisasi tersebut.
"ASEAN saat ini berada di persimpangan jalan. Krisis demi krisis tengah menguji kekuatan kita sebagai sebuah Komunitas. Jika kita gagal untuk mengatasinya akan berisiko membahayakan relevansi kita," ungkap Mahfud.
"Dari luar, kita menghadapi persaingan antara kekuatan besar yang berpotensi memecah belah kelompok kita. Pada saat yang sama, kita juga harus menghadapi krisis pangan dan energi serta perlambatan ekonomi global," lanjutnya.
Selain itu, Mahfud juga mengingatkan polemik lain, seperti terorisme hingga perdagangan orang sekaligus menyinggung krisis di Myanmar.
"Dari dalam, kita menghadapi krisis berkepanjangan di Myanmar serta dampak kemanusiaan yang dibawanya. Isu-isu ini mengemuka pada pertemuan-pertemuan ASEAN beberapa waktu belakangan. Namun, kita tidak boleh melupakan tantangan lain di kawasan ini," tuturnya.
"Saya ingin kita memperhatikan proliferasi kejahatan transnasional di kawasan ASEAN, mulai dari terorisme, narkoba, hingga pencucian uang dan perdagangan orang. Tindak kejahatan ini tidak hanya mengancam perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan, tetapi juga menghambat proses pembangunan masyarakat kita," lanjut Mahfud.
Hal itu disampaikan Mahfud ketika menyambut keikutsertaan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste Adaljiza Magno, Selasa (9/5/2023).
"Hari ini, kita juga menyambut keikutsertaan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor-Leste Yang Mulia Adaljiza Magno dalam pertemuan APSC untuk pertama kalinya. Saya yakin keikutsertaan Timor-Leste akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan komunitas ASEAN," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan ASEAN kini sudah berada di persimpangan jalan. Mahfud mengatakan krisis demi krisis yang ada, jika tidak dilalui akan membahayakan organisasi tersebut.
"ASEAN saat ini berada di persimpangan jalan. Krisis demi krisis tengah menguji kekuatan kita sebagai sebuah Komunitas. Jika kita gagal untuk mengatasinya akan berisiko membahayakan relevansi kita," ungkap Mahfud.
"Dari luar, kita menghadapi persaingan antara kekuatan besar yang berpotensi memecah belah kelompok kita. Pada saat yang sama, kita juga harus menghadapi krisis pangan dan energi serta perlambatan ekonomi global," lanjutnya.
Selain itu, Mahfud juga mengingatkan polemik lain, seperti terorisme hingga perdagangan orang sekaligus menyinggung krisis di Myanmar.
"Dari dalam, kita menghadapi krisis berkepanjangan di Myanmar serta dampak kemanusiaan yang dibawanya. Isu-isu ini mengemuka pada pertemuan-pertemuan ASEAN beberapa waktu belakangan. Namun, kita tidak boleh melupakan tantangan lain di kawasan ini," tuturnya.
"Saya ingin kita memperhatikan proliferasi kejahatan transnasional di kawasan ASEAN, mulai dari terorisme, narkoba, hingga pencucian uang dan perdagangan orang. Tindak kejahatan ini tidak hanya mengancam perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan, tetapi juga menghambat proses pembangunan masyarakat kita," lanjut Mahfud.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah