Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Uni Eropa: Warga Sipil Paling Dirugikan dalam Perang Yaman

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Uni Eropa: Warga Sipil Paling Dirugikan dalam Perang Yaman

Pantau.com - Warga sipil Yaman yang terjebak dalam baku tembak di suatu kota pelabuhan memikul beban yang sangat berat akibat konflik yang tengah meningkat, kata Uni Eropa pada Senin (12 November 2018).

Kantor Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini mengatakan, serangan di seluruh kota dan pelabuhan Al Hudaydah di Yaman Barat meningkat dalam beberapa hari ini. Warga sipil yang terjebak dalam baku tembak membayar harga yang sangat mahal akibat konflik tersebut.

Serangan tersebut ditujukan ke prasarana sipil, dan itu melanggar hukum internasional.

Memotong akses ke Al Hudaydah akan mendorong lebih banyak lagi warga Yaman dalam krisis kemanusiaanm sementara itu pasokan dasar komoditas terganggu.

Baca juga: Kata Inggris, Yaman Bebas Perang Bukan Sekedar Mimpi Lagi

Saat ini, terdapat 22 juta warga yang memerlukan bantuan dan 14 juta warga di ambang kelaparan.

Warga sipil yang berpengaruh duiharapkan dapat memberikan komoditas dasar seperti bahan bakar, makanan, dan obat. UE mendukung proeses perundingan yang ripelopori oleh PBB.

Pasukan pemerintah Yaman melancarkan operasi baru guna merebut kembali Al Hudaydah dengan dua pelabuhan strategisnya dari militan Syiah Al Houthi pada pekan lalu. Al Hudaydah telah menerima sebanyak 70 persen impor kemanusiaan dan bantuan kemanusiaan.

Konflik Yaman terjadi sejak 2014, ketika militan Al Houthi menguasai sebagian besar wilayah di negeri tersebut, termasuk Ibu Kota Sanaa. Konflik meningkat pada 2015, ketika Arab Saudi dengan sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman, dengan tujuan merebut kembali daerah yang dikuasai Al Houthi.

Baca juga: Tinggalkan Saudi, AS Tarik Diri dari Bantuan Perang Yaman

Penulis :
Noor Pratiwi