Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

WFP Desak Akses Penuh Atasi Krisis Pangan di Sudan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

WFP Desak Akses Penuh Atasi Krisis Pangan di Sudan
Foto: Warga antre mendaftar menerima bantuan pangan di kamp pengungsi internal (IDP) di Agari, Kordofan Selatan, Sudan, pada Juni 2024. (Getty Images)

Pantau - Program Pangan Dunia (WFP) mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik di Sudan untuk memberikan akses penuh kepada lembaga tersebut, karena negara itu menghadapi krisis pangan yang semakin dekat.

Sejak April 2023, Sudan terjebak dalam perang antara angkatan bersenjata reguler yang dipimpin oleh pemimpin de facto negara, Abdel Fattah al-Burhan, dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) yang dipimpin mantan wakilnya, Mohammed Hamdan Daglo.

Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang, mengungsi jutaan orang, dan mengakibatkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Kedua belah pihak dituduh melakukan kejahatan perang, termasuk menyerang warga sipil, menghalangi bantuan mencapai mereka yang membutuhkan, serta menerapkan metode yang berujung pada kelaparan jutaan orang.

Baca juga: Dua Hari Pertempuran di Sudan Tewaskan 46 Warga Sipil

“Kami ingin akses yang lengkap dan tanpa batas, serta kemampuan untuk masuk melalui berbagai titik masuk ke Sudan sebanyak mungkin,” ujar Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain, kepada AFP pada Minggu (27/10/2024).

Dia memperingatkan, seluruh Sudan kini berada di tingkat siaga kelaparan dan kelaparan sudah diumumkan di kamp Zamzam di Darfur.

“Ini akan menyebar, jadi sangat mendesak agar kami bisa masuk dan melakukannya secara besar-besaran.”

Sekitar 11,3 juta orang terpaksa mengungsi akibat perang, termasuk hampir 3 juta warga yang melarikan diri ke luar Sudan, menurut Badan Pengungsi PBB.

Baca juga: PBB: 3,7 Juta Anak di Sudan Berisiko Malnutrisi Akut

Sekitar 26 juta orang menghadapi krisis pangan akut, dan penilaian yang didukung PBB pada Agustus  2024 menyatakan perang membawa kamp pengungsian Zamzam di negara bagian Darfur Utara ke dalam krisis pangan.

“Bagi kami, ini tentang mengirimkan makanan dan truk ke sana, jadi penting untuk menjaga gerbang tetap terbuka,” kata McCain, seraya menambahkan ini mencakup tidak hanya penyeberangan perbatasan Sudan dengan Chad tetapi juga semua penyeberangan ke negara tersebut.

“Kami perlu sebanyak mungkin dari mereka tetap terbuka,” ujarnya.

Pada 18 Oktober 2024, sejumlah negara Barat termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Jerman mendesak kedua belah pihak di Sudan yang dilanda perang untuk mengizinkan bantuan “yang sangat dibutuhkan” bagi jutaan orang yang dalam keadaan darurat.

“Penghalangan sistematis oleh kedua pihak terhadap upaya kemanusiaan lokal dan internasional adalah akar dari kelaparan ini,” ungkap negara-negara Eropa dan Amerika Utara dalam pernyataan bersama.

Sumber: AFP

Penulis :
Khalied Malvino