Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Drone Diduga dari Ukraina Hantam Depot Minyak Rusia

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Drone Diduga dari Ukraina Hantam Depot Minyak Rusia
Foto: Ilustrasi drone alias pesawat nirawak. (Getty Images)

Pantau - Sebuah drone jatuh di depot minyak di wilayah Stavropol, Rusia, demikian disampaikan Gubernur Vladimir Vladimirov, Jumat (1/11/2024).

Diduga serangan kedua ini dilancarkan Ukraina dalam dua hari berturut-turut terhadap target energi Rusia, setelah jeda sekitar 7 pekan sejak fasilitas bahan bakar di Tula diserang pada 10 September 2024.

"Nihil korban jiwa dalam insiden serangan di depot minyak Svetlograd," ujar Vladimirov melalui akun Telegramnya.

Saluran Telegram Baza, yang dekat dengan layanan keamanan Rusia, mengunggah video CCTV diduga menunjukkan serangan itu. Video menayangkan setidaknya satu dari beberapa tangki bahan bakar terbakar hebat.

Baca juga: Drone Ukraina Serang Pabrik Etanol di Provinsi Voronezh Rusia

Pada Kamis (31/10/2024), beberapa fasilitas bahan bakar dan energi menjadi sasaran serangan drone Ukraina di wilayah Bashkortostan, Rusia, lokasi di mana Bashneft sebagai perusahaan minyak utama yang dikelola produsen minyak terkemuka Rusia, Rosneft.

Bashneft mengoperasikan beberapa kilang di wilayah tersebut, berperan penting dalam infrastruktur energi Rusia.

Serangan ini terjadi beberapa hari setelah Financial Times melaporkan adanya pembicaraan awal antara Ukraina dan Rusia terkait kemungkinan penghentian serangan udara terhadap fasilitas energi masing-masing. Kremlin membantah laporan tersebut.

Rusia menyebut serangan semacam itu sebagai terorisme, sementara Ukraina, yang meningkatkan serangan drone pada fasilitas energi Rusia sejak awal 2024, menyatakan sedang melancarkan serangan balasan atas gempuran terhadap infrastruktur energinya.

Baca juga: Xi Jinping Serukan Setop Perang di Ukraina dan Gaza

Ketua Komite Pertahanan DPR Rusia, Andrei Kartapolo, mengatakan dalam komentar kepada saluran media Life awal pekan ini, tidak ada pembicaraan untuk menghentikan serangan.

“Kami tidak akan menyisakan siapa pun,” ujarnya.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada September 2024, menyatakan bahwa Rusia telah merusak infrastruktur energi Ukraina setara dengan lebih dari setengah gigawatt (GW) kebutuhan negara tersebut.

Uni Eropa bertujuan untuk memulihkan kapasitas 2,5 GW, sekitar 15 persen dari kebutuhan Ukraina, ujarnya merujuk pada perbaikan yang dibiayai Uni Eropa.

Sumber: Reuters

Penulis :
Khalied Malvino