
Pantau - Lebanon mengecam serangan drone Israel di kota Sidon yang menewaskan tiga warga sipil dan melukai beberapa tentara Lebanon, termasuk pasukan perdamaian PBB, Kamis (7/11/2024). Pemerintah Lebanon menyebut tindakan ini sebagai "kejahatan perang."
Misi PBB melaporkan lima penjaga perdamaian terluka dalam serangan drone di dekat pos militer di Sidon, saat konvoi Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang membawa personel melintas di wilayah tersebut.
Militer Lebanon mengonfirmasi serangan itu dilancarkan oleh drone Israel yang menargetkan kendaraan dan menewaskan tiga orang di dalamnya, serta melukai tiga tentara Lebanon di pos terdekat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lebanon mendesak masyarakat internasional untuk mengutuk serangan ini dan meminta Israel bertanggung jawab. Kemlu Lebanon menyebutnya sebagai "eskalasi yang menargetkan pasukan UNIFIL, tentara Lebanon, dan warga sipil, serta pelanggaran hukum kemanusiaan internasional."
Kemlu Lebanon menegaskan komitmen negara itu terhadap peran penting UNIFIL bersama Angkatan Bersenjata Lebanon dalam menjaga stabilitas di perbatasan yang diakui internasional, terutama di tengah meningkatnya ketegangan akibat agresi Israel.
Lebanon juga menegaskan kembali dukungan terhadap Resolusi PBB 1701, menggarisbawahi pentingnya implementasi penuh dan seimbang untuk melindungi pasukan UNIFIL, tentara Lebanon, serta warga sipil demi terciptanya keamanan berkelanjutan.
Serangan udara masif Israel di Lebanon telah berlangsung sejak akhir September 2024, dengan dalih menargetkan Hizbullah, memperburuk konflik lintas batas di tengah perang Gaza. Otoritas kesehatan Lebanon melaporkan lebih dari 3.100 korban tewas dan 13.800 terluka akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. (Anadolu)
Baca juga: PBB Peringatkan Israel Blokade Bantuan ke Gaza Picu Hilangnya Nyawa
Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan Komandan Hizbullah
- Penulis :
- Khalied Malvino