
Pantau - Kantor Hak Asasi Manusia PBB pada Jumat (8/11/2024) menyampaikan temuan mengejutkan bahwa hampir 70 persen korban tewas yang terverifikasi dalam perang Gaza adalah wanita dan anak-anak.
PBB mengutuk pelanggaran sistematis terhadap prinsip dasar hukum humaniter internasional yang terjadi selama konflik tersebut. Laporan PBB mencakup 7 bulan pertama dari konflik Israel-Hamas yang dimulai pada Oktober 2023.
Selama periode ini, PBB telah memverifikasi 8.119 korban tewas, meskipun jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan laporan dari otoritas kesehatan Palestina yang mencatat lebih dari 43.000 korban selama 13 bulan konflik.
Namun, rincian yang diberikan PBB menunjukkan bahwa wanita dan anak-anak menyumbang sebagian besar dari korban tewas.
“Temuan ini mencerminkan pelanggaran sistematis terhadap prinsip dasar hukum internasional, termasuk pemisahan dan proporsionalitas,” ujar PBB dalam laporan 32 halaman yang dirilis bersama pernyataan tersebut, mengutip Reuters.
Baca juga: Genosida Israel Upaya Hapus Rakyat Palestina dari Tanah Kelahirannya
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menekankan pentingnya pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum internasional ini melalui badan peradilan yang kredibel dan tidak memihak, serta mengumpulkan dan melestarikan semua bukti yang relevan. Namun, Israel belum merespons terkait laporan PBB ini.
Sebelumnya, militer Israel mengklaim, mereka berupaya menghindari korban sipil selama serangan balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan. Israel juga menyebutkan seorang warga sipil tewas untuk setiap pejuang, dengan menyalahkan Hamas yang menggunakan fasilitas sipil sebagai tempat berlindung.
Korban termuda yang tercatat dalam laporan tersebut adalah bayi berusia 1 hari, sementara korban tertua adalah seorang wanita berusia 97 tahun. Data ini juga mengungkapkan, anak-anak usia 5-9 tahun merupakan kategori terbesar dari korban tewas, yang mencerminkan demografi wilayah Gaza.
Laporan PBB menyimpulkan, kegagalan untuk mengambil tindakan pencegahan yang memadai menimbulkan banyaknya korban sipil. Dalam 88 persen kasus, 5 orang atau lebih tewas dalam serangan yang sama.
Ini menunjukkan penggunaan senjata yang memiliki dampak luas dari pihak militer Israel, meskipun ada kemungkinan beberapa korban tewas akibat proyektil yang meleset dari Hamas. (Reuters)
- Penulis :
- Khalied Malvino