
Pantau - Hamas pada Jumat (29/11/2024) mengungkapkan lebih dari 2 juta warga Palestina di Jalur Gaza terancam mati karena kelaparan akibat perang yang terus berlangsung sejak Oktober 2023.
"Lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza berisiko mati akibat kelaparan dan dehidrasi, karena Israel menahan bantuan kemanusiaan dan membatasi akses untuk obat-obatan, makanan, dan air," demikian pernyataan yang disampaikan Hamas, melansir Anadolu, Sabtu (30/11/2024).
Hamas juga memperingatkan, anak-anak di Gaza mulai meninggal bertahap akibat kelaparan, dan banyak keluarga yang hampir kehabisan makanan serta kebutuhan dasar lainnya untuk bertahan hidup.
Dari informasi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), hanya 30 truk bantuan yang bisa masuk ke Gaza setiap hari, jumlah ini sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 2 juta orang di sana. Sebelum Oktober 2023, ratusan truk bantuan masuk setiap hari untuk memberi makan warga Gaza.
Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, banyak organisasi internasional dan PBB mendesak Israel agar membuka akses untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk mencegah kelaparan.
Israel memulai perang ini setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober 2023. Hingga kini, lebih dari 44.300 orang tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, sementara hampir 105.000 orang lainnya terluka.
Perang yang telah berlangsung lebih dari setahun ini mendapatkan kecaman internasional yang semakin besar. Banyak pihak menilai serangan Israel dan pemblokiran bantuan kemanusiaan merupakan upaya untuk memusnahkan warga Gaza.
Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan pelanggaran kemanusiaan di Gaza.
Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang yang mereka lakukan di Gaza.
Baca juga:
- Penulis :
- Khalied Malvino