
Pantau - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, hadir di Pengadilan Tel Aviv pada Selasa (10/12/2024), untuk pertama kalinya memberikan kesaksian dalam kasus korupsi yang telah berlangsung lama.
Kesaksian dalam persidangan ini kemungkinan akan membuat Netanyahu harus membagi waktu antara sidang pengadilan dan tugasnya memimpin perang di Gaza.
Melansir Rappler, Netanyahu tiba sekitar pukul 10 pagi waktu setempat. Di luar gedung pengadilan, sekelompok demonstran berkumpul.
Sebagian mendukungnya, sementara lainnya menuntut Netanyahu segera bernegosiasi untuk membebaskan sekitar 100 sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza.
Selama lebih dari setahun, Israel telah berperang melawan kelompok militan Palestina tersebut. Netanyahu sebelumnya diberikan penundaan untuk menghadiri sidang. Namun pekan lalu, hakim memutuskan bahwa ia harus mulai bersaksi.
Netanyahu didakwa atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Pengadilan menyatakan ia akan bersaksi tiga kali seminggu meskipun perang di Gaza masih berlangsung.
Baca juga:
- Serangan Udara Israel Tewaskan 19 Warga Palestina di Gaza
- Kans Pertukaran Sandera Gaza Terbuka usai Jatuhnya Rezim Assad?
Tuduhan itu mencakup gratifikasi dari teman-teman jutawannya serta dugaan pemberian keuntungan regulasi kepada pengusaha media dengan imbalan pemberitaan yang menguntungkannya.
Netanyahu pun langsung menyangkal semua tuduhan. Sebelum persidangan, Netanyahu menuduh penegak hukum melakukan perburuan politik terhadap dirinya.
"Ancaman nyata terhadap demokrasi di Israel bukan datang dari perwakilan publik yang dipilih rakyat, tetapi dari sebagian otoritas penegak hukum yang mencoba melakukan kudeta dengan investigasi politik yang tak masuk akal," ujarnya pekan lalu.
Dalam konferensi pers pada Senin (9/12/2024) malam, Netanyahu menyatakan telah menunggu delapan tahun untuk membela dirinya. Ia juga mengecam cara saksi diperlakukan selama penyelidikan.
Sebelum perang, kasus hukum Netanyahu telah membelah masyarakat Israel dan memengaruhi stabilitas politik dengan lima kali Pemilu.
Upaya pemerintahannya pada tahun lalu untuk membatasi kekuasaan peradilan semakin memperburuk polarisasi di masyarakat.
Namun setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, fokus masyarakat beralih pada perang di Gaza. Seiring berjalannya waktu, persatuan politik mulai retak.
Ketegangan juga meningkat dalam kabinet Netanyahu, di mana para menteri hukum dan polisi bentrok dengan pengadilan.
Netanyahu (75) adalah pemimpin terlama dalam sejarah Israel dan PM pertama yang didakwa dalam kasus kriminal kala masih menjabat.
Situasi hukumnya semakin rumit pada November 2024 saat Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya atas dugaan kejahatan perang di konflik Gaza.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino