
Pantau - Puluhan pasien luka di Rumah Sakit Indonesia, Gaza Utara, menghadapi risiko maut akibat minimnya pasokan pangan, menurut otoritas kesehatan Palestina. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza melaporkan pada Selasa (10/11/2024) malam bahwa 60 pasien kini "berisiko meninggal dunia."
"Situasi kemanusiaan di rumah sakit sangat berbahaya. Para pasien kekurangan kebutuhan dasar, yang memperparah penderitaan di bawah kondisi sulit akibat blokade [Israel]," ujar kementerian dalam pernyataan di Telegram, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (11/12/2024).
RS Indonesia yang berlokasi di Beit Lahiya itu telah terisolasi sejak pengepungan militer Israel pada Oktober 2023. Dalam pembaruan harian, kementerian melaporkan bahwa 28 orang tewas dan 54 lainnya terluka dalam "empat pembantaian terhadap keluarga."
Baca juga:
- 8 Pasien Gaza Dipindahkan ke RS di Eropa
- Pasukan Israel Serang RS Indonesia di Gaza Utara, Dua Korban Tewas
Banyak korban masih terjebak di reruntuhan tanpa bantuan, karena ambulans dan petugas penyelamat tak bisa mencapai lokasi. Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat perang Israel di Gaza meningkat menjadi 44.786 jiwa berdasarkan data Kemenkes setempat.
Kantor berita Palestina, WAFA melaporkan serangan jet tempur Israel di Kamp Pengungsi Nuseirat menewaskan tujuh orang dan melukai lainnya.
Di tengah situasi ini, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Gaza, Sigrid Kaag mengungkapkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa kondisi Gaza sangat memprihatinkan.
Baca juga:
"Saya menggambarkan kondisi tak manusiawi yang dialami warga sipil, tua dan muda," tuturnya usai pertemuan tertutup di New York.
Kaag menyerukan gencatan senjata dan pembebasan tanpa syarat para sandera agar bantuan kemanusiaan dapat meningkat. Media Israel memberitakan, Hamas menunjukkan minat untuk kesepakatan gencatan senjata, dengan Qatar memainkan peran penting dalam negosiasi.
Di saat yang sama, militer Israel melancarkan 480 serangan di Suriah dalam dua hari, termasuk merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang dijaga sejak perjanjian 1974. Gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon sejauh ini masih bertahan.
- Penulis :
- Khalied Malvino