
Pantau - Hamas menyatakan kesiapannya untuk membebaskan 34 sandera sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, menurut laporan kantor berita Reuters dan AFP, yang mengutip seorang pejabat kelompok Palestina tersebut.
Mengutip Al Jazeera, kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza ini menyetujui pembebasan tawanan “sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tawanan,” lapor AFP pada Minggu (5/12025), mengutip pernyataan seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya.
Tahap awal pertukaran ini akan mencakup semua wanita, anak-anak, orang lanjut usia, dan tawanan sakit yang saat ini berada di Gaza, menurut pejabat itu seperti dilaporkan AFP. Namun, Hamas memerlukan waktu untuk memastikan kondisi para tawanan tersebut.
“Hamas telah sepakat untuk membebaskan 34 tawanan, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Tetapi, kelompok ini membutuhkan waktu satu minggu ketenangan untuk berkomunikasi dengan para penjaga tawanan dan mengidentifikasi siapa yang masih hidup dan yang telah meninggal,” ujar pejabat itu.
Reuters mengutip seorang pejabat Hamas yang mengatakan, kesepakatan gencatan senjata bergantung pada persetujuan Israel untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukannya dari Gaza.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut Hamas belum memerinci daftar tawanan yang akan dibebaskan. Laporan ini muncul di tengah negosiasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar.
Peran Mediasi AS
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang menjadi mediator dalam pembicaraan tersebut, berharap ada terobosan di menit-menit terakhir sebelum masa jabatannya berakhir pada 20 Januari 2025, ketika Presiden terpilih Donald Trump dilantik.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken pada Senin (6/1/2025) menyatakan, Washington ingin kesepakatan gencatan senjata di Gaza diselesaikan sebelum akhir masa pemerintahan Biden, meskipun mungkin memerlukan waktu lebih lama.
Baca juga:
- AS Optimis Gencatan Senjata Gaza Tercapai, Negosiasi Terus Berjalan
- Hamas Temui Rusia, Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza
“Kami sangat ingin menyelesaikan ini dalam dua minggu ke depan, selama waktu yang kami miliki,” ujar Blinken dalam konferensi pers di Korea Selatan.
“Jika tidak selesai dalam waktu dua minggu, saya yakin hal ini tetap akan tercapai, semoga lebih cepat daripada nanti," sambungnya.
"Bola Panas" di Tangan Netanyahu
Melaporkan dari Doha, Qatar, jurnalis Al Jazeera, Ali Hashem, menuturkan, masih ada perbedaan signifikan yang harus dijembatani antara kedua pihak.
“Pada akhirnya, diperlukan keputusan politik. Dan keputusan ini saat ini ada di tangan PM Israel Benjamin Netanyahu, karena Hamas telah melempar bola ke pihak Israel. Sekarang, tergantung pada Israel apakah akan melanjutkan ke tahap kedua atau tidak,” demikian laporan Hashem.
Hashem juga mencatat, negosiasi ini berlangsung di tengah peringatan Trump tentang konsekuensi jika kesepakatan tidak tercapai. “Trump memperingatkan beberapa minggu lalu bahwa jika tidak ada gencatan senjata saat dia menjabat, maka kekacauan akan terjadi.”
Serangan Masih Berlanjut
Israel pada Minggu (5/1/2025) melanjutkan serangannya ke Gaza, dengan militernya mengklaim telah menyerang lebih dari 100 “target teroris” di wilayah itu selama akhir pekan.
Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 100 warga Palestina, termasuk lima orang di sebuah rumah di kamp Nuseirat dan lima lainnya di kantor polisi di Khan Younis.
Sejak Israel melancarkan perang di Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, lebih dari 45.800 warga Palestina dilaporkan tewas.
- Penulis :
- Khalied Malvino