HOME  ⁄  Internasional

China Tuduh AS Gunakan Alasan Peretasan untuk Sanksi Sepihak

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

China Tuduh AS Gunakan Alasan Peretasan untuk Sanksi Sepihak
Foto: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (06/01/2025). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Kementerian Luar Negeri China mengkritik langkah Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan sanksi sepihak terhadap sejumlah perusahaan asal China, dengan alasan yang disebutnya sebagai "peretasan China." Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa AS telah menggunakan tuduhan "peretasan China" untuk merugikan hak dan kepentingan sah China.

"AS telah mempopulerkan istilah 'peretasan China' dan menggunakannya sebagai dasar untuk menjatuhkan sanksi ilegal dan sepihak," kata Guo dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (6/1).

Sanksi tersebut dijatuhkan oleh Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Kementerian Keuangan AS kepada Integrity Technology Group (Integrity Tech), sebuah perusahaan keamanan siber yang berpusat di Beijing, pada 3 Januari 2025. Perusahaan ini dituduh terlibat dalam beberapa insiden peretasan yang menargetkan infrastruktur penting di AS, yang dikaitkan dengan kelompok Flax Typhoon, yang dikenal sebagai kelompok peretas asal China.

Baca Juga:
Infeksi Pernapasan Meningkat di Musim Dingin, Pemerintah China Pastikan Situasi Terkendali
 

Guo menegaskan bahwa China telah secara tegas menentang peretasan dan berkomitmen untuk menanggulanginya sesuai dengan hukum yang berlaku."China selama ini dengan jelas menolak dan melawan peretasan," tambahnya.

Flax Typhoon dan Tuduhan Aksi Peretasan Terorganisir

Menurut Kementerian Keuangan AS, kelompok Flax Typhoon diduga mendapat dukungan dari pemerintah China dan telah melakukan aksi peretasan sejak 2021. Kelompok ini dikatakan telah menargetkan infrastruktur teknologi di AS, serta di berbagai kawasan di seluruh dunia, dengan fokus pada Taiwan.

Flax Typhoon diduga mengeksploitasi kerentanannya pada sistem komputer untuk mendapatkan akses ke jaringan milik korban, kemudian menggunakan perangkat lunak untuk mempertahankan kontrol atas sistem tersebut. Dalam laporan terbaru, antara musim panas 2022 hingga musim gugur 2023, Flax Typhoon diduga memanfaatkan infrastruktur yang terkait dengan Integrity Tech untuk melancarkan serangannya.

Sebagai akibat dari sanksi, seluruh properti dan kepentingan dalam properti milik Integrity Tech yang berada di wilayah AS atau yang dikendalikan oleh warga negara AS akan diblokir. Selain itu, setiap entitas yang memiliki hubungan langsung atau tidak langsung dengan pihak yang dikenakan sanksi juga akan turut diblokir, sementara lembaga keuangan yang bertransaksi dengan entitas yang terkena sanksi juga bisa dikenakan sanksi atau tindakan penegakan hukum.

Sanksi ini juga melarang transaksi oleh warga negara AS yang melibatkan properti milik individu atau entitas yang dikenakan sanksi, serta kontribusi atau penyediaan dana dan layanan kepada mereka.

Penulis :
Ahmad Ryansyah