
Pantau - Pemerintah Qatar memberi kabar terbaru soal perundingan gencatan senjata yang terus berlangsung demi mengakhiri genosida Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza. Tapi, mereka bilang nggak ada batas waktu alias deadline yang jelas untuk penyelesaiannya.
Baca juga: Utusan Gaza Usulkan Gencatan Senjata Jangka Pendek ke Hamas
Majed Al-Ansari, penasihat Perdana Menteri (PM) sekaligus juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar mengungkapkan hal itu dalam briefing mingguan di ibu kota Doha. Al-Ansari juga menegaskan, diskusi masih di level "teknis" dan Qatar bakal terus berusaha jadi mediator meskipun menghadapi banyak tantangan.
“Qatar selalu percaya bahwa upaya ini harus terus dilakukan, apapun kesulitannya,” ungkapnya, mengutip Anadolu, Rabu (8/1/2025).
Pada Jumat (3/1/2025), delegasi Israel kembali ke Doha untuk melanjutkan negosiasi tidak langsung dengan kelompok Palestina, Hamas, yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir. Tujuan utamanya adalah menyelesaikan pertukaran tahanan dan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Baca juga: Tahap Mediasi Gencatan Senjata di Gaza Masuki Tahap Kritis
Al-Ansari menambahkan, pertemuan antara perwakilan semua pihak terus dilakukan di Doha dan Kairo, namun dia mengingatkan, nggak ada batas waktu atau ekspektasi spesifik dari perundingan ini.
“Kami akan umumkan hasil langsung begitu tercapai,” tegasnya.
Hamas sejak lebih dari setahun lalu sudah menyatakan kesiapan untuk menyelesaikan kesepakatan ini. Bahkan, mereka sudah setuju dengan proposal dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Mei 2024.
Namun PM Israel, Benjamin Netanyahu mundur dari kesepakatan itu, memberikan syarat baru yang meliputi lanjutan operasi militer di Gaza dan penolakan menarik pasukan Israel, sementara Hamas menuntut penghentian penuh permusuhan dan penarikan pasukan militer Israel.
Kritikus, termasuk partai oposisi Israel dan keluarga tahanan, menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan demi posisi politiknya. Menteri garis keras di koalisi pemerintahannya, seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan (Menkeu) Bezalel Smotrich, mengancam akan keluar dari pemerintah dan meruntuhkannya jika gencatan senjata diterima.
Israel kini menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina, sementara Hamas disebut menahan sekitar 100 sandera Israel di Gaza. Kelompok ini juga mengklaim bahwa puluhan sandera tewas dalam serangan udara Israel yang tidak membedakan sasaran.
Baca juga: Hamas Siap Bebasin 34 Sandera, Gencatan Senjata bakal Tercapai?
Militer Israel terus menjalankan perang genosida di Gaza yang telah membunuh hampir 46.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkan di wilayah Gaza.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino