
Pantau - Obligasi pemerintah Lebanon terus melanjutkan reli tiga bulan pada Kamis (9/1/2025) setelah DPR Lebanon akhirnya memilih kepala negara baru untuk pertama kalinya sejak 2022.
Anggota DPR Lebanon memilih Panglima Angkatan Darat Joseph Aoun sebagai presiden, setelah sebelumnya gagal dalam 12 upaya pemilihan. Langkah ini memunculkan harapan bahwa Lebanon akhirnya bisa mulai menangani krisis ekonomi yang parah.
Obligasi Lebanon yang telah babak belur hampir tiga kali lipat nilainya sejak September 2024, ketika konflik regional dengan Israel melemahkan kelompok bersenjata Hizbullah yang selama ini dianggap sebagai hambatan untuk keluar dari kebuntuan politik.
Baca juga:
- DPR Lebanon Mulai Sidang Pilpres Baru, Sosok Joseph Aoun Menguat
- Joseph Aoun Terpilih Jadi Presiden Lebanon
Sebagian besar obligasi internasional Lebanon, yang sudah gagal bayar sejak 2020, mengalami lonjakan setelah kemenangan Aoun diumumkan, naik antara 0,8 hingga 0,9 sen dalam sehari, mencapai hampir 16 sen per dolar.
Obligasi ini juga terus meningkat hampir setiap hari sejak akhir Desember 2024, meski tetap menjadi salah satu obligasi pemerintah berharga terendah di dunia, mencerminkan besarnya tantangan yang dihadapi Lebanon.
Dengan ekonominya masih terpuruk akibat keruntuhan finansial pada 2019, Lebanon sangat membutuhkan dukungan internasional untuk membangun kembali pasca perang, yang diperkirakan Bank Dunia telah merugikan negara ini sebesar $8,5 miliar (sekitar Rp137,8 triliun).
- Penulis :
- Khalied Malvino