
Pantau - Perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel telah menunjukkan kemajuan menuju kesepakatan gencatan senjata, demikian pernyataan ini disampaikan pejabat Palestina pada Minggu (12/1/2025).
Baca juga: Biden-Netanyahu Kebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
"Kami tidak jauh dari kesepakatan gencatan senjata jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespons dengan positif isu utama yang sedang dibahas," kata Tahir al-Nono, pejabat senior Hamas, dalam wawancara dengan Xinhua.
Al-Nono menambahkan bahwa Hamas tetap "fleksibel" dalam bekerja dengan mediator untuk mengakhiri konflik, dengan menekankan bahwa tujuan utama kelompok ini adalah "mengakhiri perang."
Pejabat Hamas lainnya, yang berbicara secara anonim, menyatakan kerangka akhir untuk kesepakatan gencatan senjata hampir selesai.
"Kami sangat dekat untuk mencapai gencatan senjata," kata pejabat tersebut, seraya mencatat komite teknis yang melibatkan kedua pihak dan mediator telah menyelesaikan persiapan untuk kesepakatan ini.
Baca juga: Biden Pede Gencatan Senjata di Gaza Segera Tercapai
Menurut sumber Hamas, kesepakatan yang diusulkan mencakup dua fase. Pada fase pertama, Hamas akan membebaskan beberapa sandera Israel, termasuk wanita, anak-anak, lansia, termasuk beberapa narapidana (napi) sederet kasus kemanusiaan.
Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan puluhan tahanan Palestina, menarik pasukannya dari beberapa bagian Gaza, dan memfasilitasi kembalinya warga yang mengungsi ke rumah mereka di Gaza Utara.
Fase kedua, yang akan dinegosiasikan selama fase pertama, diharapkan mencakup isu-isu yang lebih luas, termasuk gencatan senjata penuh, penarikan pasukan Israel, rekonstruksi Gaza, dan pertukaran tahanan secara komprehensif.
Kemudian pada Minggu (12/1/2025), Netanyahu memperbarui Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melalui telepon terkait "kemajuan" dalam perundingan yang berbasis di Doha, Qatar. Menurut pernyataan Gedung Putih, Biden menekankan "kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata dan pengembalian sandera."
Baca juga: Qatar Update Negosiasi Gencatan Senjata Gaza, Tanpa Deadline yang Jelas
Pada Sabtu (11/1/20250, Netanyahu menginstruksikan delegasi senior untuk pergi ke Doha guna melanjutkan perundingan. Delegasi yang dipimpin David Barnea selaku Kepala Badan Intelijan Mossad, dan Ronen Bar sebagai Kepala Layanan Keamanan Dalam Negeri Shin Bet, mengadakan pembicaraan dengan mediator Qatar dan pejabat AS.
Pernyataan dari kantor Netanyahu mengonfirmasikan pembicaraan ini bertujuan untuk mengamankan pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Juga pada Sabtu (11/1/2025), Netanyahu bertemu dengan Steve Witkoff, utusan Timur Tengah untuk Presiden terpilih AS Donald Trump, di Yerusalem.
Menurut laporan media Ibrani, Witkoff menyampaikan niat tegas Trump untuk mengamankan kesepakatan sandera sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025.
Baca juga: Hamas Siap Bebasin 34 Sandera, Gencatan Senjata bakal Tercapai?
Media Channel 12 melaporkan, Witkoff mendesak Netanyahu untuk memastikan kedua pihak menunjukkan fleksibilitas agar kesepakatan dapat diselesaikan.
Sementara di Jalur Gaza, warga dengan cermat mengikuti perkembangan pembicaraan ini, berharap ada akhir untuk konflik yang terus berlangsung. Mohsen Madi (42), yang melarikan diri dari Kota Gaza bersama keluarganya ke Deir al-Balah di awal perang, mengungkapkan harapannya untuk resolusi.
"Selama lebih dari 15 bulan, kami telah menghadapi perang, kemiskinan, dan kekurangan kebutuhan dasar. Kami berharap kesepakatan akan mengakhiri penderitaan kami," katanya kepada Xinhua.
Zainab Shaaban (28), yang mengungsi dari Kota Gaza ke daerah Al-Mawasi di Gaza selatan, memiliki perasaan serupa.
"Saya rindu untuk kembali ke rumah dan bersatu kembali dengan keluarga. Kami merindukan kehidupan yang kami miliki sebelum perang," ungkapnya.
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober 2023, setelah serangan Hamas di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan mengakibatkan sekitar 250 sandera diculik.
Sementara dari sisi Palestina, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza melaporkan pada Minggu (12/1/2025), bahwa jumlah korban tewas Palestina akibat serangan udara Israel telah mencapai 46.565.
Sumber: China Daily/Xinhua
- Penulis :
- Khalied Malvino