
Pantau - Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, dilaporkan "hampir siap" dan kemungkinan akan ditandatangani pada Jumat (17/1/2025), menurut sumber Palestina.
Baca juga: Hamas Indikasikan Kemajuan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Sumber tersebut mengungkapkan kepada Anadolu dengan syarat anonim karena sensitifnya negosiasi ini, bahwa telah terjadi kemajuan signifikan dalam merampungkan kesepakatan tersebut.
Media penyiaran publik Israel, KAN, pada Senin (13/1/2025) mengabarkan Kabinet Keamanan Israel kemungkinan akan menggelar pertemuan pada Selasa untuk menyetujui perjanjian ini.
"Kesepakatan ini hampir siap, jika semuanya berjalan seperti sekarang, penandatanganan diharapkan terjadi pada Jumat atau bahkan lebih cepat," ujar sumber tersebut.
Baca juga: Draf Final Gencatan Senjata Gaza Sudah Diserahkan Qatar
Detail Tahapan Kesepakatan
Perjanjian ini dibagi menjadi tiga tahap, di mana tahap pertama berlangsung selama 40 hingga 42 hari. Pada tahap awal ini, pasukan Israel akan tetap berada di Koridor Netzarim dan Philadelphi.
Sepekan setelahnya, Hamas akan menyerahkan daftar tahanan Israel yang mereka tahan, dan Israel akan mengizinkan warga pengungsi untuk kembali ke Gaza utara.
Mengenai pengaturan kepulangan, sumber menyebutkan Israel akan menarik sebagian pasukannya dari Koridor Netzarim untuk membuka jalur aman bagi warga sipil yang kembali ke utara.
Baca juga: Biden-Netanyahu Kebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Pengungsi yang berjalan kaki tidak akan diperiksa, sementara mereka yang berkendara akan diperiksa dengan peralatan dari pihak internasional guna mencegah penyelundupan senjata atau individu bersenjata.
Sumber juga menyoroti adanya perdebatan terkait lebar zona penyangga. Israel awalnya meminta zona selebar 1.500 meter, namun akhirnya disepakati menjadi 1.000 meter.
Selama tahap pertama, negosiasi lebih lanjut akan membahas detail tahap kedua dan ketiga, dengan tujuan penarikan penuh pasukan Israel dari Koridor Netzarim sambil tetap mempertahankan kehadiran di Koridor Philadelphi.
Baca juga: Hamas Siap Bebasin 34 Sandera, Gencatan Senjata bakal Tercapai?
Pertukaran Tahanan dan Ketegangan Politik
Dalam daftar Israel berisi 34 tahanan yang hendak ditukar, termasuk delapan tentara. Meski media melaporkan Hamas telah menyetujui daftar tersebut, sumber menyebutkan Hamas menerimanya dengan syarat ketentuan berbeda diterapkan untuk para tentara.
Ada usulan untuk membebaskan semua warga sipil yang ditahan setelah 7 Oktober 2023 sebagai ganti dari delapan tentara tersebut. Sumber menyebutkan, usulan ini kemungkinan besar akan disetujui.
Saat ini, Israel menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina, sementara diperkirakan 99 warga Israel ditahan di Gaza. Hamas menyatakan banyak tahanan Israel tewas akibat serangan udara Israel yang membabi buta.
Baca juga: Qatar Update Negosiasi Gencatan Senjata Gaza, Tanpa Deadline yang Jelas
Negosiasi pertukaran tahanan dan gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) ini beberapa kali terhenti karena syarat baru yang diajukan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.
Oposisi Israel dan keluarga para sandera menuduh Netanyahu menghambat upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Meski Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera, militer Israel terus melancarkan perang di Gaza yang telah menewaskan hampir 46.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November 2024 mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya (Menhan), Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serangannya di wilayah Gaza.
- Penulis :
- Khalied Malvino