
Pantau - Militer Israel dikabarkan sedang bersiap angkat kaki dari Koridor Philadelphi di perbatasan Gaza-Mesir seraya menunggu rampungnya kesepakatan gencantan senjata dan pertukaran sandera yang dinanti-nantikan. Kabar ini dilaporkan oleh lembaga penyiaran publik Israel, KAN, Selasa (14/1/2025) malam.
Baca juga: Gencatan Senjata Hampir Tercapai, Israel Malah Serang Gaza
"Pertemuan dan evaluasi situasi telah digelar di Komando Selatan tentara Israel selama 24 jam terakhir sebagai persiapan untuk penarikan bertahap dari Jalur Gaza seiring berlakunya perjanjian gencatan senjata," ungkap KAN., melansir Anadolu, Rabu (15/1/2025).
Mengutip sumber keamanan anonim, KAN menyebutkan, "Tentara Israel bersiap mundur dari sisi Palestina di Perbatasan Rafah sesaat setelah kesepakatan ditandatangani."
Penarikan pasukan Israel dari Koridor Philadelphi ini juga telah dikoordinasikan dengan pihak keamanan Israel, Mesir, dan Amerika Serikat.
"Tentara akan menarik diri dari Koridor Philadelphi dalam beberapa hari pertama setelah kesepakatan dengan Hamas diteken," tambah pernyataan KAN.
Baca juga: Menghitung Hari Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas-Israel
Namun, militer Israel mungkin butuh waktu hingga sepekan untuk membongkar pos-pos dan infrastruktur yang sudah dibangun di Poros Netzarim, Gaza Tengah.
Selain itu, tentara Israel juga sedang bersiap membangun zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza dan telah meratakan semua bangunan di area lebih dari 1 km di sepanjang perbatasan.
Meski menyebutkan soal Poros Netzarim, Koridor Philadelphi, dan Perbatasan Rafah, KAN tidak memerinci kesiapan pasukan Israel untuk mundur dari wilayah Gaza Utara.
Di sisi lain, Qatar mengumumkan pada Selasa(14/1/2025) pagi, bahwa negosiasi gencatan senjata di Gaza sudah masuk tahap akhir.
"Draf kesepakatan telah diserahkan kepada Hamas dan Israel, dan hambatan utama dalam isu-isu krusial sudah diatasi," beber Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar, Majed al-Ansari, dalam konferensi pers di Doha.
Baca juga: Jenazah Sinwar Gak Masuk Kesepakatan Gencatan Senjata
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, juga mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan sudah mendekati final.
Namun, seiring kabar gencatan senjata ini, serangan Israel di Gaza terus berlanjut dan telah menewaskan lebih dari 46.600 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Padahal, Dewan Keamanan PBB sudah menyerukan gencatan senjata segera.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang di wilayah Gaza.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino