Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Benjamin Netanyahu Kembali Jalani Sidang Kasus Korupsi

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Benjamin Netanyahu Kembali Jalani Sidang Kasus Korupsi
Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap memberikan kesaksian dalam sidang kasus korupsi di Tel Aviv pada Senin (27/1/2025). (Getty Images)

Pantau - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menghadiri sidang kasus korupsi ketujuhnya di Pengadilan Distrik Tel Aviv, Senin (27/1/2025).

Baca juga: Benjamin Netanyahu Hadiri Sidang Kasus Korupsi untuk Kelima Kalinya

Sebelumnya, sidang kasus korupsi Netanyahu ditangguhkan selama sebulan akibat masalah kesehatannya. Sidang sempat tertunda sejak Desember 2024 karena Netanyahu menjalani operasi prostat.

Media Israel menampilkan gambar Netanyahu memasuki gedung pengadilan, ditemani dokter pribadinya, Tzvi Berkovich.

Pada Jumat (24/1/2025), Netanyahu meminta pengadilan menunda sidang dengan alasan pemulihan kesehatan akibat infeksi pascaoperasi prostat. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh pengadilan.

"Berikan saya waktu untuk beristirahat," ungkap Netanyahu kepada pengadilan, seperti dikutip oleh The Jerusalem Post.

Ini adalah kali ketujuh Netanyahu hadir di pengadilan dalam kasus yang mencakup tiga dakwaan terpisah, yaitu Kasus 1.000, Kasus 2.000, dan Kasus 4.000. Ketiga kasus tu menuduhnya menerima suap, melakukan penipuan, dan melanggar kepercayaan.

Baca juga: Netanyahu Akhirnya Bersaksi di Sidang Kasus Korupsinya

Netanyahu membantah semua tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai “fitnah belaka.” Kasus Netanyahu dimulai pada 24 Mei 2020, menjadikannya pemimpin Israel pertama yang menghadiri persidangan sebagai terdakwa pidana selama masih menjabat.

Berdasarkan hukum Israel, Netanyahu tak diwajibkan untuk mundur dari jabatan kecuali divonis bersalah oleh Mahkamah Agung (MA), yang prosesnya dapat memakan waktu berbulan-bulan.

Selain tuduhan korupsi, Netanyahu juga menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant pada November 2024 atas dugaan kekejaman di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 47.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Pada Minggu (19/1/2025), gencatan senjata mulai berlaku, menghentikan perang yang disebut banyak pihak sebagai genosida terhadap Gaza.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino

Terpopuler