Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Hizbullah Pastikan Nasrallah Dimakamkan Akhir Bulan Ini

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Hizbullah Pastikan Nasrallah Dimakamkan Akhir Bulan Ini
Foto: Mendiang Hassan Nasrallah ketika berpidato dalam Rapat Umum Hizbullah di Baalbek, Lebanon, yang disiarkan langsung pada 13 Mei 2022. (Getty Images)

Pantau - Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel tahun lalu, akan dimakamkan pada 23 Februari 2025. Hal ini diumumkan oleh pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem, dalam pidato televisi pada Minggu (2/2/2025).

Baca juga: Presiden Lebanon Tunjuk Nawaf Salam, Nasib Hizbullah Terancam?

Nasrallah tewas pada 27 September 2024, saat Israel meningkatkan serangan udara ke target Hizbullah di Lebanon. Serangan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum pasukan Israel memasuki Lebanon Selatan melalui jalur darat. Karena situasi saat itu sangat genting, Hizbullah memutuskan untuk menguburkan Nasrallah dengan cepat.

Namun, setelah kondisi lebih kondusif, kelompok ini memutuskan untuk menggelar pemakaman besar-besaran. Prosesi ini juga akan menjadi penghormatan bagi Hashem Safieddine, pejabat tinggi Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel hanya beberapa hari setelah Nasrallah.

Menariknya, Qassem mengungkapkan bahwa Safieddine sebenarnya telah dipilih sebagai pengganti Nasrallah. Sayangnya, sebelum pengumuman resmi dilakukan, ia lebih dulu tewas dalam serangan udara Israel. Akhirnya, Hizbullah menunjuk Qassem sebagai pemimpin baru pada 29 Oktober 2024.

Baca juga: Israel Serang Perbatasan Suriah-Lebanon, Cegah Senjata Masuk ke Hizbullah

Sementara itu, meskipun perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel telah disepakati sejak akhir November 2024, meski ketegangan masih terjadi. Perjanjian ini awalnya menetapkan tenggat 60 hari bagi pasukan Israel untuk meninggalkan Lebanon Selatan, sementara Hizbullah harus menarik pasukannya dan menyerahkan wilayah tersebut kepada tentara Lebanon.

Namun, tenggat itu diperpanjang hingga 18 Februari 2025, dan situasi tetap memanas. Israel terus melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Lebanon, dengan alasan Hizbullah melanggar kesepakatan.

Di sisi lain, Hizbullah justru menuduh Israel sebagai pihak yang melanggar gencatan senjata. Mereka meminta Lebanon, Amerika Serikat (AS), dan Prancis—yang menjadi sponsor perjanjian—untuk menekan Israel agar mematuhi kesepakatan. Meski demikian, Hizbullah tidak memberikan ancaman untuk kembali ke medan perang.

Dengan pemakaman besar yang akan digelar dan situasi keamanan yang masih rapuh, dunia kini menanti bagaimana kelanjutan ketegangan antara Israel dan Hizbullah.

Sumber: REUTERS

Penulis :
Khalied Malvino