
Pantau - Misi penjaga perdamaian PBB (MONUSCO) mengungkapkan, kelompok bersenjata CODECO melakukan serangan brutal terhadap beberapa desa di wilayah timur Republik Demokratik Kongo, menewaskan lebih dari 80 warga sipil.
Baca juga: Kongo Sidang 75 Tentara, Didakwa Kabur dan Menjarah
Angka korban ini jauh lebih tinggi dibandingkan laporan awal yang menyebutkan setidaknya 51 orang tewas dalam serangan yang terjadi pada Senin (11/2/2025) di wilayah Djugu, Provinsi Ituri.
MONUSCO menjelaskan, mereka telah mengerahkan pasukan penjaga perdamaian untuk merespons serangan tersebut. Namun, penggunaan senjata tajam oleh para militan—alih-alih senjata api—membuat serangan berlangsung tanpa menimbulkan kebisingan, sehingga memperlambat respons mereka.
"Saat pasukan kami tiba di lokasi, sayangnya lebih dari 80 warga sipil telah terbunuh, rumah-rumah dibakar, dan kepanikan melanda penduduk," demikian MONUSCO dalam sebuah pernyataan.
CODECO adalah salah satu dari sekian banyak kelompok milisi yang bertempur untuk menguasai lahan dan sumber daya di Kongo Timur. Mereka sering menyerang kamp-kamp pengungsi yang terus bertambah akibat konflik dengan pemberontak M23 dengan dukungan Rwanda.
Kelompok M23 terus memperluas wilayah kendalinya sejak merebut kota terbesar di Kongo Ttimur, Goma, pada akhir Januari 2025. Menurut data PBB, sekitar 3.000 orang tewas dalam beberapa hari menjelang jatuhnya kota tersebut.
Pergerakan M23 dari Provinsi Kivu Utara menuju Kivu Selatan memicu kekhawatiran akan krisis kemanusiaan yang lebih besar, menurut pejabat setempat.
Situasi di Kongo Timur semakin memburuk dengan meningkatnya konflik bersenjata, yang mengancam stabilitas kawasan dan keselamatan jutaan warga sipil.
Sumber: REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Ahmad Munjin