
Pantau - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengungkapkan sebuah drone serangan Rusia telah menabrak pelindung yang dibangun untuk mencegah radiasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. Kendati demikian, ia memastikan "tingkat radiasi tetap stabil dan tidak meningkat."
Baca juga: Ukraina Hancurkan 37 Drone Rusia, Serang Depo KA dan Rumah Warga
Angkatan Udara Ukraina melaporkan lebih dari 100 drone, termasuk drone serangan, telah diluncurkan Rusia dalam serangan semalam, dengan sasaran utama wilayah utara Ukraina, tempat PLTN Chernobyl berada.
"Tadi malam, sebuah drone serangan Rusia dengan hulu ledak berkekuatan tinggi menghantam pelindung yang melindungi dunia dari radiasi di unit daya keempat yang hancur di PLTN Chernobyl," tulis Zelensky dalam unggahan di media sosialnya.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga melaporkan adanya "ledakan" di lokasi tersebut, tetapi menegaskan "tingkat radiasi di dalam dan di luar tetap normal dan stabil."
Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina, IAEA telah menempatkan tim pemantau di lokasi. Mereka juga merilis foto yang menunjukkan drone terbakar setelah menabrak pelindung tersebut.
Baca juga: Rusia Serang Zaporizhzhia, Bayi 2 Bulan Ikut Jadi Korban
Chernobyl mengalami bencana nuklir terburuk dalam sejarah dunia pada tahun 1986, ketika reaktor nuklir meledak akibat uji keamanan yang gagal. Insiden ini mengakibatkan awan radiasi menyebar ke berbagai wilayah di Eropa dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi.
Awalnya, pihak berwenang Uni Soviet mencoba menutupi insiden ini sebelum akhirnya membangun sarkofagus beton dan baja yang dirancang untuk menahan radiasi dari reaktor yang hancur.
"Satu-satunya negara di dunia yang menyerang fasilitas semacam ini, menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir, dan berperang tanpa mempertimbangkan konsekuensi adalah Rusia saat ini," tambah Zelenskyy.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Rusia terkait insiden tersebut.
Sumber: AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Ahmad Munjin