
Pantua - Tiga korban penikaman brutal di kota Villach, Austria, masih menjalani perawatan intensif pada Minggu (16/2/2025).
Baca juga: Pria Bersenjata Pisau di Kyoto Diringkus Polisi usai Serang Petugas Stasiun
Insiden yang terjadi pada Sabtu (15/2/2025) sore waktu setempat ini menewaskan seorang remaja 14 tahun dan melukai lima orang lainnya. Polisi diketahui berhasil mencokok pelaku, pria berusia 23 tahun asal Suriah.
Menurut juru bicara kepolisian, Rainer Dionisio, lima korban luka berusia antara 15 hingga 36 tahun. Satu korban berkewarganegaraan Turki mengalami luka ringan, sementara empat lainnya adalah warga Austria.
Polemik Imigrasi Memanas
Kasus ini terjadi seiring meningkatnya tensi politik di Austria, terutama terkait isu imigrasi. Partai sayap kanan Freedom Party (FPO), yang menang dalam Pemilu pada September 2024, menjadikan kebijakan deportasi imigran sebagai salah satu agendanya.
"Tak satu pun migran bisa melakukan kejahatan jika mereka tidak berada di Austria sejak awal," ujar Ketua FPO, Herbert Kickl, dalam pernyataan di media sosial partainya.
Tensi kian meningkat setelah serangan serupa terjadi di Jerman. Pada Kamis (13/2/2025), seorang pria asal Afghanistan menabrakkan mobilnya ke kerumunan di Muenchen, melukai puluhan orang dan menewaskan dua korban.
Pemerintah Austria Bereaksi
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Austria, Gerhard Karner, dijadwalkan memberikan pernyataan resmi di Villach pada pukul 11.30 waktu setempat.
Sementara itu, partai-partai moderat sedang berdiskusi untuk membentuk pemerintahan baru setelah FPO gagal membentuk koalisi pekan lalu.
Austria jarang mengalami serangan brutal semacam ini. Namun, peristiwa di Villach menambah daftar serangan memicu perdebatan sengit terkait kebijakan imigrasi dan keamanan di Eropa.
Sumber: REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino