
Pantau - Lebih dari 10 ribu warga Johor terpaksa mengungsi akibat banjir bandang yang melanda menjelang Idulftri tahun ini.
BACA JUGA: PM Anwar Larang Para Menterinya Cuti, Banjir Malaysia Makin Parah!
Hingga Jumat (21/3/2025) pukul 08.00 pagi waktu setempat, jumlah pengungsi melonjak menjadi 10.763 orang, lebih dari dua kali lipat dibandingkan 10 jam sebelumnya yang tercatat 5.092 orang.
Komite Manajemen Bencana Johor melaporkan para korban berasal dari 3.018 keluarga dan telah dievakuasi ke 98 pusat bantuan sementara yang tersebar di lima distrik terdampak: Johor Bahru, Kota Tinggi, Kluang, Pontian, dan Kulai.
“Johor Bahru menjadi daerah dengan pengungsi terbanyak, mencapai 4.291 orang, diikuti Kluang (2.163), Kota Tinggi (1.762), Pontian (1.395), dan Kulai (1.152),” demikian pernyataan resmi komite.
Sembilan sungai telah mencapai level berbahaya, termasuk Sungai Lenik, Sungai Kahang, dan Sungai Skudai. Akibatnya, dua jalan utama di Kota Tinggi—Jalan Lukut Cina dan Jalan Mawai Lama—ditutup total karena banjir.
Menteri Besar Johor, Onn Hafiz Ghazi, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi warga yang harus kehilangan rumah dan harta benda hanya sembilan hari sebelum Idulfitri.
Dia memastikan pemerintah daerah (Pemda) setempat akan terus memberikan bantuan dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
BACA JUGA: Banjir Rendam 6 Negara Bagian Malaysia, Ribuan Warga Terdampak
Bagi Nordiana Moidoo (39), banjir kali ini adalah yang terburuk sepanjang hidupnya. Warga Kampung Pasir Tebrau itu terpaksa menyelamatkan diri setelah air naik begitu cepat hingga hanya atap rumahnya yang terlihat.
“Saya hanya sempat menyelamatkan mobil dan satu motor. Barang lain habis tersapu air. Biasanya banjir cuma setinggi lutut, tapi kali ini menenggelamkan seluruh rumah,” ungkapnya.
Dia juga mengaku kehilangan semua persiapan jelang Idulfitri, termasuk pakaian dan kue-kue khas, dengan kerugian lebih dari RM10.000.
Sementara itu, guru SK Kangkar Tebrau, Siti Aishah Baharudin (43), terkejut melihat sekolahnya terendam banjir hingga lantai dua.
"Biasanya air hanya setinggi lutut, tapi kali ini jauh lebih parah," ujarnya.
Ketua Komite Pendidikan Johor, Aznan Tamin, melaporkan banjir mengganggu aktivitas belajar di 20 sekolah di berbagai distrik. Sebagian sekolah bahkan dialihfungsikan menjadi tempat pengungsian.
Banyak warga Johor kini menghadapi Hari Raya dalam kondisi sulit, berharap banjir segera surut agar mereka bisa kembali ke rumah dan memulai kembali hidup mereka. THE STAR/ASIA NEWS NETWORK
- Penulis :
- Khalied Malvino