
Pantau - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan menarik diri dari peran sebagai mediator dalam negosiasi damai Rusia–Ukraina jika kedua pihak tidak menyampaikan proposal konkret untuk mengakhiri konflik yang terus berlarut.
Trump Akan Putuskan Sikap AS, Zelenskyy Minta Gencatan Senjata Nyata
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyampaikan pernyataan tersebut mengutip Menlu Marco Rubio yang mengatakan bahwa saat ini adalah momen krusial bagi Kiev dan Moskow untuk menyampaikan rencana damai yang jelas dan dapat ditindaklanjuti.
Rubio menekankan bahwa tanpa kemajuan berarti, AS siap menghentikan keterlibatannya dalam mediasi ini.
Keputusan akhir terkait peran mediasi AS berada di tangan Presiden Donald Trump.
Ancaman mundurnya AS dari peran penengah juga telah diutarakan oleh Trump, Rubio, dan Wakil Presiden JD Vance dalam beberapa kesempatan sebelumnya.
Rusia Umumkan Gencatan Sementara, Ukraina Menolak Parade Simbolik
Meski begitu, pemerintah AS terus mendesak kedua belah pihak agar mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Rusia sendiri telah mengumumkan secara sepihak rencana gencatan senjata selama tiga hari, pada 8–10 Mei 2025, dalam rangka memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengkritik keputusan tersebut sebagai gencatan senjata simbolik demi parade semata.
Zelenskyy menegaskan bahwa nyawa manusia lebih penting dari perayaan militer, dan bahwa gencatan senjata yang ideal harus bersifat langsung, penuh, dan tanpa syarat dengan durasi minimal 30 hari.
Menurutnya, hal ini akan menjadi dasar penting bagi upaya diplomasi yang sesungguhnya.
Meski ada deklarasi gencatan senjata, Zelenskyy menyebut serangan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina masih terus berlangsung.
- Penulis :
- Balian Godfrey