
Pantau - Media Amerika Serikat Newsweek melaporkan bahwa negara-negara Eropa tidak akan memiliki pengganti jet tempur F-35 dalam waktu dekat, meski mulai mengembangkan jet tempur generasi keenam mereka sendiri.
Pengganti F-35 diperkirakan baru akan tersedia lebih dari satu dekade ke depan.
Sejumlah analis dan pejabat, termasuk dari negara Eropa Tengah, mengakui bahwa ketergantungan terhadap F-35 sulit dihindari meski Eropa berupaya memperkuat kemandirian pertahanannya.
Ketergantungan F-35 Diperkuat Ketidakpastian Sikap AS di Bawah Trump
Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang dinilai tidak konsisten membuat negara-negara Eropa khawatir terhadap keberlanjutan dukungan militer AS, termasuk akses terhadap sistem senjata canggih seperti F-35.
Kekhawatiran tersebut mencuat setelah laporan media Bild pada Maret 2025 mengungkap bahwa AS sempat menonaktifkan sistem HIMARS dari jarak jauh di Ukraina, menimbulkan ketidakpercayaan dari sekutu NATO.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada April 2025 menegaskan bahwa negaranya tetap melanjutkan pembelian 35 unit F-35A dari AS senilai 8,3 miliar euro, dan membatalkan kontrak akan merusak hubungan transatlantik.
Proyek Jet Tempur Baru Mulai Bergulir, Namun Butuh Waktu
Meski belum bisa lepas dari F-35, beberapa negara mulai bergerak mengembangkan jet tempur generasi keenam.
Jepang, Italia, dan Inggris telah membentuk kerja sama trilateral dalam program Global Combat Air untuk memproduksi pesawat tempur baru pengganti Eurofighter Typhoon dan F2, yang ditargetkan siap pada 2035.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Jepang bahkan telah melonggarkan aturan ekspor alat pertahanan untuk memungkinkan penjualan pesawat tempur masa depan ke negara ketiga.
- Penulis :
- Balian Godfrey