Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Forum Keuangan Global 2025 Soroti Peran Strategis China dalam Perekonomian Dunia

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Forum Keuangan Global 2025 Soroti Peran Strategis China dalam Perekonomian Dunia
Foto: China Dipuji dalam Forum Keuangan Global atas Peranannya dalam Multilateralisme dan Stabilitas Ekonomi Dunia(Sumber: ANTARAXinhua/Sun Zhongzhe.)

Pantau - Sejumlah pakar memuji kontribusi China dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global dan memperkuat multilateralisme dalam forum keuangan internasional yang digelar di Shenzhen, China selatan.

Pernyataan ini mengemuka dalam Tsinghua PBCSF Global Finance Forum 2025, sebuah forum akademis keuangan bergengsi yang diluncurkan sejak 2014 dan kini menjadi salah satu yang paling berpengaruh di dunia.

Jiao Jie, dekan Fakultas Keuangan PBC Universitas Tsinghua, menyatakan bahwa "China telah lama menjadi jangkar stabilitas ekonomi global dan tetap menjadi pendukung setia multilateralisme, globalisasi ekonomi, serta liberalisasi perdagangan".

Forum ini menyediakan wadah dialog tingkat tinggi antara pejabat pemerintah, ekonom terkemuka, dan pemimpin keuangan global.

Tema tahun ini adalah "Masa Depan Bersama: Membangun Sistem Ekonomi dan Keuangan yang Terbuka dan Inklusif".

Acara menghadirkan 13 diskusi panel tematik dan dua sesi tertutup yang membahas berbagai isu penting.

Tantangan Ekonomi Global dan Komitmen China pada Reformasi Keuangan

Hampir 100 pejabat, pakar akademis, dan tokoh industri dari berbagai negara membahas isu-isu seperti sistem moneter internasional, fragmentasi ekonomi global, dinamika perdagangan, serta peluang ekonomi di kawasan Guangdong-Hong Kong-Makau.

Marshall Mills, perwakilan senior IMF di China, menyoroti dampak negatif proteksionisme yang meningkatkan ketidakpastian bagi pelaku usaha dan menghambat inovasi serta pertumbuhan.

Ia juga menilai kebijakan fiskal sebagai instrumen penting dalam menghadapi tantangan ekonomi, dan menyambut baik ekspansi fiskal China tahun ini yang dinilai mampu mendukung pertumbuhan, meredam tekanan deflasi, dan mengurangi surplus neraca transaksi berjalan.

Ekonom peraih Nobel, Michael Spence, menambahkan bahwa "skenario yang paling mungkin adalah Eropa, China, dan negara berkembang besar lainnya akan menjadi sponsor dari proses yang menghasilkan sistem yang fungsional, praktis, dapat diterapkan, dan bersifat multilateral".

Jiao menegaskan bahwa China kini tidak lagi sekadar menjadi pengikut aturan dalam tata kelola global, tetapi telah berperan aktif sebagai pelopor reformasi institusional.

Laporan Kebijakan Keuangan China 2025 yang dirilis dalam forum tersebut menunjukkan bahwa China sedang memasuki titik kritis baru dalam reformasi sektor keuangannya.

Tantangan utama yang dihadapi mencakup masalah keamanan dan regulasi keuangan.

Laporan itu menyerukan percepatan reformasi sistem keuangan nasional untuk meningkatkan ketahanan terhadap tekanan internal maupun eksternal.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Balian Godfrey