Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Perjanjian Baru Dorong Integrasi Ekonomi dan Ketahanan Rantai Pasok Regional

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Perjanjian Baru Dorong Integrasi Ekonomi dan Ketahanan Rantai Pasok Regional
Foto: CAFTA 3.0 Rampung, China dan ASEAN Siap Masuki Era Baru Perdagangan Digital dan Hijau(Sumber: ANTARA/Xinhua/Cao Yiming.)

Pantau - China dan sepuluh negara anggota ASEAN resmi menyelesaikan negosiasi peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN (CAFTA) menjadi Versi 3.0 dalam pertemuan tingkat menteri yang digelar secara daring pada 20 Mei 2025.

CAFTA 3.0 dipandang sebagai tonggak sejarah baru dalam kerja sama perdagangan bilateral dan diyakini akan memberikan dorongan signifikan bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi global.

Perjanjian ini menegaskan komitmen kedua pihak terhadap prinsip perdagangan bebas, keterbukaan, inklusivitas, serta kerja sama yang saling menguntungkan.

CAFTA pertama kali diluncurkan pada 2010, kemudian diperbarui menjadi Versi 2.0 pada 2015 dan mulai berlaku tahun 2019.

Penandatanganan resmi protokol CAFTA 3.0 dijadwalkan akan dilakukan sebelum akhir 2025.

Fokus Ekonomi Digital, Industri Hijau, dan Rantai Pasokan

Versi terbaru dari CAFTA ini akan memperkuat kerja sama di bidang kapasitas industri, teknologi, serta mendukung industrialisasi negara-negara ASEAN.

Sembilan bab baru ditambahkan dalam perjanjian ini, yang mencakup sektor-sektor strategis seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, dan konektivitas rantai pasokan lintas negara.

Tujuan utama CAFTA 3.0 adalah memperdalam integrasi ekonomi regional dan meningkatkan efisiensi aliran faktor produksi lintas batas.

Ekonomi digital menjadi salah satu sektor yang paling diuntungkan, dengan infrastruktur digital China diproyeksikan akan membawa investasi dan dukungan teknologi bagi negara-negara ASEAN.

Perjanjian ini juga melampaui cakupan perjanjian perdagangan bebas China sebelumnya, dan menunjukkan langkah proaktif Beijing dalam membentuk aturan global di bidang perdagangan digital.

Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, menyambut baik penyelesaian perjanjian ini dan menyatakan bahwa CAFTA 3.0 akan mendorong kerja sama berkualitas tinggi dalam sektor manufaktur dan transformasi hijau.

Para pakar menilai CAFTA 3.0 sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi berbasis aturan, sekaligus membebaskan kawasan dari dominasi kebijakan negara-negara maju.

Feng Gui menyebut kerja sama ini sebagai penyeimbang di tengah tren proteksionisme dan upaya decoupling global.

Menteri Perdagangan China Wang Wentao menyatakan komitmen negaranya untuk menjaga stabilitas rantai pasokan dan industri global melalui kemitraan strategis dengan ASEAN.

Data terbaru mencatat bahwa nilai perdagangan bilateral China-ASEAN mencapai hampir 1 triliun dolar AS pada 2024.

Pada empat bulan pertama 2025, perdagangan antara kedua kawasan telah mencapai 2,38 triliun yuan, naik 9,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penulis :
Balian Godfrey