Pantau - Malaysia menyerukan Thailand dan Kamboja untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik perbatasan secara damai menyusul baku tembak antara militer kedua negara di akhir Mei 2025.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan imbauan ini setelah melakukan komunikasi langsung dengan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Anwar mengapresiasi komitmen kedua pemimpin untuk menyelesaikan sengketa perbatasan melalui jalur diplomatik dan hukum internasional.
Sebagai Ketua ASEAN, Malaysia menekankan pentingnya semangat kerja sama regional dan prinsip penyelesaian damai dalam menyikapi insiden ini.
Satu Tentara Tewas, Kamboja Akan Ajukan Kasus ke Mahkamah Internasional
Baku tembak antara pasukan Thailand dan Kamboja terjadi pada 28 Mei 2025 di wilayah perbatasan Ubon Ratchathani (Thailand) dan Preah Vihear (Kamboja).
Insiden tersebut mengakibatkan tewasnya satu anggota militer Kamboja, yang kemudian memicu reaksi keras dari Phnom Penh.
Kamboja menyatakan niat untuk membawa insiden ini ke Mahkamah Internasional (ICJ).
Di sisi lain, pemerintah Thailand menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan ini sesuai hukum internasional dan perjanjian yang berlaku antara kedua negara.
- Penulis :
- Balian Godfrey
