
Pantau - Inggris dan Prancis meluncurkan serangkaian kesepakatan strategis pada Kamis, 10 Juli 2025, yang mencakup koordinasi penangkalan nuklir dan skema pengendalian migrasi baru sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral di tengah ketegangan dalam aliansi NATO.
Deklarasi Northwood Tandai Babak Baru Penangkalan Nuklir Eropa
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan bahwa kedua negara telah menandatangani Deklarasi Northwood, pernyataan pertama yang secara resmi menyatukan koordinasi penangkalan nuklir independen antara Inggris dan Prancis.
Penandatanganan dilakukan di Markas Besar Bersama Permanen, dan Starmer menyebut kesepakatan tersebut sebagai langkah yang "benar-benar bersejarah".
Starmer menjelaskan bahwa deklarasi ini dibuat sebagai respons terhadap "ancaman ekstrem" yang dihadapi kawasan Eropa.
"Mulai hari ini, musuh-musuh kita akan tahu bahwa setiap ancaman ekstrem terhadap benua ini akan memicu respons dari kedua negara kami", ungkapnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut pernyataan Starmer dan menekankan pentingnya koordinasi tersebut.
"Keputusan ini berarti kami tidak mengecualikan koordinasi penangkalan masing-masing. Ini adalah pesan yang harus didengar oleh mitra dan musuh kami", ujar Macron.
Ia juga menambahkan, "Kami tidak dapat membayangkan adanya situasi ancaman ekstrem di Eropa yang tidak akan memicu respons cepat dari pihak kami", serta menyebut akan dibentuk komite pengawas untuk menjamin koordinasi berjalan efektif.
Reuters melaporkan pada Jumat, 11 Juli, bahwa Presiden AS Donald Trump telah "mempertanyakan pembagian beban di NATO dan tawarannya kepada Rusia telah menimbulkan pertanyaan eksistensial di pihak Eropa tentang hubungan trans-Atlantik dan komitmen Washington untuk membantu mempertahankan sekutu-sekutu Eropanya".
Laporan itu juga menyoroti bahwa penangkalan nuklir utama Eropa selama ini bergantung pada Amerika Serikat.
Pada penutupan KTT NATO di Den Haag bulan lalu, Macron sempat mendesak Trump untuk menghentikan ketegangan perdagangan dan menyerukan peningkatan otonomi pertahanan Eropa.
"Di antara sesama sekutu, kita tidak bisa mengatakan bahwa kita harus menghabiskan lebih banyak pengeluaran (untuk pertahanan) ... dan mengobarkan perang dagang", ujar Macron.
Sejak kembali menjabat, Trump telah mendorong anggota NATO untuk meningkatkan belanja pertahanan hingga 5 persen dari PDB pada tahun 2035, target yang dinilai tidak realistis oleh negara-negara seperti Spanyol, Belgia, dan Slovakia.
Starmer kembali menegaskan bahwa kesepakatan dengan Prancis membuka jalan bagi koordinasi penangkalan nuklir yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Skema Migrasi "One In, One Out" Jadi Solusi Krisis Selat Inggris
Dalam isu migrasi, Inggris dan Prancis meluncurkan skema baru one in, one out untuk menangani lonjakan penyeberangan ilegal di Selat Inggris.
Pada paruh pertama 2025, jumlah migran yang menyeberang dengan perahu kecil telah mencapai lebih dari 20.000, naik sekitar 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Skema baru ini menetapkan bahwa migran yang tiba di Inggris secara ilegal akan dipulangkan ke Prancis, dan sebagai gantinya Inggris akan menerima individu lain melalui jalur legal yang baru ditetapkan.
Akses hanya diberikan kepada mereka yang memenuhi kriteria ketat dan belum pernah mencoba menyeberangi Selat Inggris secara ilegal.
"Ini adalah percontohan yang inovatif", ujar Starmer.
Ia menambahkan, "Ini merupakan skema yang dimaksudkan untuk mendobrak model (yang biasa digunakan) dan menyatakan bahwa jika Anda menyeberang dengan perahu kecil, Anda akan berakhir di titik awal".
Macron mengakui bahwa migrasi memberikan beban berat bagi kota-kota Prancis utara seperti Calais dan Dunkirk.
"Ini bukan anugerah bagi kota-kota tersebut", ungkap Macron.
Ia menyalahkan lonjakan migrasi pada dampak dari Brexit.
"Banyak orang di negara Anda percaya bahwa Brexit akan mempermudah pengendalian imigrasi ilegal. Namun kenyataannya justru sebaliknya. Karena Inggris tidak lagi memiliki perjanjian migrasi dengan Uni Eropa, tidak ada jalur legal untuk masuk atau kembali setelah seseorang menyeberangi Selat Inggris", jelas Macron.
Sementara itu, Nigel Farage, pendukung Brexit dan pemimpin partai Reform UK, menanggapi skeptis terhadap kesepakatan tersebut.
"Macron menuturkan kedua negara sedang merancang masa depan bersama memiliki beberapa kredibilitas, tetapi ujian sesungguhnya terletak pada pewujudan berbagai janji yang diumumkan sebelum dapat dinyatakan bahwa perombakan besar terhadap masa depan sedang terjadi", ujarnya.
Farage juga menambahkan, "Akan ada masalah berat dalam pengimplementasian di kedua belah pihak".
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Tria Dianti