Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

WHO Kutuk Serangan Israel ke Markas dan Gudang di Gaza, Sistem Kesehatan Nyaris Lumpuh

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

WHO Kutuk Serangan Israel ke Markas dan Gudang di Gaza, Sistem Kesehatan Nyaris Lumpuh
Foto: Seorang warga Palestina, yang terluka oleh tembakan tentara Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di barat laut Kota Gaza, terlihat di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, pada 20 Juli 2025 (sumber: Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Pantau - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk keras serangan militer Israel yang menghantam tempat tinggal staf dan gudang utama WHO di Gaza pada Senin, 21 Juli 2025, yang secara signifikan melumpuhkan operasional mereka di wilayah tersebut.

Serangan Gempur Tempat Tinggal dan Gudang WHO

Tempat tinggal staf WHO yang berlokasi di Kota Deir al-Balah, Gaza, diserang sebanyak tiga kali dalam satu hari oleh militer Israel.

Gudang utama penyimpanan pasokan medis WHO di Gaza juga hancur akibat serangan tersebut, yang memperparah krisis logistik bantuan kemanusiaan di daerah konflik.

"Serangan ini sangat mengurangi kapasitas kami untuk beroperasi dan mempercepat keruntuhan sistem kesehatan di Gaza," ungkap WHO dalam pernyataan resminya.

WHO menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional kemanusiaan dan menghambat upaya penyelamatan nyawa warga sipil di tengah konflik yang terus memburuk.

Personel WHO Ditangkap dan Diintimidasi

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa militer Israel memasuki kompleks WHO dan memaksa perempuan serta anak-anak mengungsi dengan berjalan kaki.

"Staf WHO dan anggota keluarga laki-laki diborgol, ditelanjangi, diinterogasi di tempat, dan diperiksa sambil diancam dengan senjata api," ungkapnya.

Dua staf WHO dan dua anggota keluarga mereka sempat ditahan oleh militer Israel.

Tiga dari mereka telah dibebaskan, sementara satu orang masih dalam tahanan hingga saat ini.

Tedros menyerukan pembebasan segera terhadap staf WHO yang masih ditahan dan menuntut jaminan perlindungan penuh bagi seluruh personel kemanusiaan.

Ia juga meminta negara-negara anggota WHO untuk memastikan pasokan medis ke Gaza tetap mengalir secara berkelanjutan dan aman.

"Gencatan senjata tidak hanya sangat dibutuhkan, tetapi sudah sangat mendesak," tegasnya.

Situasi Kemanusiaan Memburuk di Deir al-Balah

Pada hari yang sama, militer Israel mengerahkan sejumlah tank ke wilayah Deir al-Balah, hanya sehari setelah peringatan evakuasi dikeluarkan kepada warga, termasuk pengungsi di tenda-tenda.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), puluhan ribu pengungsi Palestina masih berada di Deir al-Balah saat perintah evakuasi diumumkan.

Lebih dari 20 negara Barat, termasuk Uni Eropa, turut menyerukan penghentian perang di Gaza pada hari Senin.

Mereka menyatakan bahwa penderitaan warga sipil Gaza "telah mencapai titik terendah baru".

"Kami mengutuk pemberian bantuan yang tersendat-sendat dan pembunuhan tidak manusiawi terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, yang tengah berupaya memenuhi kebutuhan paling dasar mereka berupa air dan makanan," bunyi pernyataan bersama mereka.

WHO di Gaza juga melaporkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023 telah melampaui 59.000 orang.

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Tria Dianti