Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Rumah Sakit di Gaza Rawat Tiga Bayi Sekaligus dalam Satu Inkubator Akibat Krisis Bahan Bakar

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Rumah Sakit di Gaza Rawat Tiga Bayi Sekaligus dalam Satu Inkubator Akibat Krisis Bahan Bakar
Foto: (Sumber: Sejumlah jenazah ditemukan di halaman RS Al-Shifa di Gaza. (ANTARA/Anadolu/Hamzah Qraiqea/pri.))

Pantau - Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk setelah Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza utara terpaksa merawat tiga hingga empat bayi prematur dalam satu inkubator akibat kelangkaan bahan bakar.

Inkubator Ganda Jadi Pilihan Terpaksa di Tengah Blokade

Langkah darurat ini diambil staf medis untuk menghemat energi sekaligus menyelamatkan bayi-bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Zahir al-Wahidi, kekurangan pasokan bahan bakar membuat rumah sakit tidak bisa mengoperasikan inkubator secara normal.

"Jumlah bahan bakar yang dipasok ke rumah sakit di Jalur Gaza setelah berkoordinasi dengan organisasi internasional sangat kurang. Staf harus menempatkan tiga atau empat bayi dalam satu inkubator," ungkapnya.

Sekitar 17.000 bayi lahir di Gaza selama paruh pertama tahun 2025, dan satu dari sepuluh di antaranya lahir prematur.

Kondisi ibu hamil yang tinggal di tenda-tenda pengungsian, terpapar pemboman, serta kekurangan makanan dan air bersih disebut menjadi faktor utama tingginya angka kelahiran prematur.

Krisis Multidimensi: Kekurangan Obat, Generator, dan Tenaga Medis

Rumah Sakit Al-Shifa juga menghadapi kekurangan susu formula bayi, suku cadang generator, alat medis, serta tenaga medis yang memadai.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya sekitar 2.000 tempat tidur rumah sakit yang tersedia di Gaza, sebagian besar tidak lagi berfungsi optimal karena dampak konflik dan pengepungan.

Situasi ini merupakan imbas dari konflik berkepanjangan sejak 7 Oktober 2023, saat kelompok Hamas menyerang Israel dan menewaskan sekitar 1.200 orang serta menyandera lebih dari 200 warga.

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke Jalur Gaza dan memberlakukan pengepungan total, memutus suplai air, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan.

Otoritas kesehatan Palestina mencatat lebih dari 59.000 orang tewas dan 142.000 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak Oktober 2023.

Upaya Gencatan Senjata Kembali Diusahakan

Pada 30 Juni 2025, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty menyatakan bahwa Kairo bersama negara-negara mediator lain sedang berupaya menengahi gencatan senjata selama 60 hari.

Putaran perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas telah dilanjutkan pada 6 Juli 2025 di Doha, Qatar, untuk mencapai kesepakatan penghentian sementara kekerasan dan pembebasan sandera.

Penulis :
Aditya Yohan