Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Aksara Tibet Resmi Mendunia: Dari Tulisan Kuno ke Dunia Digital Berkat Standar Internasional Buatan China

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Aksara Tibet Resmi Mendunia: Dari Tulisan Kuno ke Dunia Digital Berkat Standar Internasional Buatan China
Foto: (Sumber: Nyima Tashi membaca buku referensi Tibet di Universitas Xizang di Lhasa, Daerah Otonomi Xizang, China barat daya, 30 Mei 2024. (ANTARA/Xinhua/Jigme Dorje))

Pantau - Aksara Tibet yang telah berusia lebih dari 1.300 tahun kini sepenuhnya terintegrasi dalam kehidupan digital masyarakat di Daerah Otonomi Xizang, China barat daya.

Kini pengguna ponsel dapat bertukar pesan dalam aksara Tibet, mengecek jam operasional kuil melalui aplikasi, hingga mendaftar rumah sakit menggunakan bahasa ibu mereka.

Transformasi digital ini merupakan hasil kerja keras tim peneliti selama puluhan tahun.

"Operasi digital sehari-hari ini membuat kita mudah lupa bahwa aksara Tibet baru bisa diproses secara digital sekitar 30 tahun yang lalu," ungkap seorang peneliti.

Perjalanan Panjang Menuju Digitalisasi Aksara Tibet

Nyima Tashi, seorang lulusan ilmu komputer dari East China Normal University tahun 1988, menjadi tokoh penting dalam transformasi ini.

Ia mulai mengajar di Universitas Xizang saat teknologi informasi berbahasa Tibet masih belum berkembang dan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Empat tahun kemudian, Nyima Tashi dan timnya mengembangkan Sistem Pengolahan Informasi Berbahasa Tibet, Mandarin, dan Inggris.

Sistem ini menjadi perangkat lunak berbahasa Tibet pertama yang disetujui otoritas lokal dan digunakan secara luas dalam pengolahan dokumen pemerintah, penyusunan buku teks, serta pelestarian naskah kuno.

Ketika internet mulai berkembang pada 1990-an, dunia mulai menyusun standar pengodean internasional untuk berbagai bahasa.

Dari 1993 hingga 1997, Nyima Tashi memimpin tim yang mengajukan proposal standar pengodean aksara Tibet ke ISO sebanyak enam kali.

"Setiap negara dapat bersaing untuk menetapkan standar pengodean bahasa Tibet. Saat itu, Inggris, Irlandia, dan negara lain juga mengajukan proposal," ungkapnya.

"Namun, China adalah tempat asal aksara Tibet, dan menjadi tanggung jawab kami untuk memastikan standardisasi internasionalnya," ia menegaskan.

Standar ini harus menangkap nuansa linguistik, menghindari ambiguitas, dan memastikan pertukaran informasi yang akurat.

Untuk mengatasi tantangan teknis tersebut, tim melakukan perjalanan ke berbagai negara dan menghadiri pertemuan akademik internasional.

Pada Juli 1997, proposal yang diajukan oleh China akhirnya disetujui ISO dan menjadi bagian dari set aksara universal.

Aksara Tibet Hadir di Panggung Digital Dunia

Pengesahan tersebut menjadikan bahasa Tibet sebagai bahasa minoritas pertama di China yang memiliki standar digital internasional.

Langkah ini menjadi tonggak bahwa aksara Tibet resmi memasuki era digital dan tampil di panggung global.

Berdasarkan standar tersebut, Nyima Tashi dan timnya mendirikan pusat internet pertama di Xizang yang berlokasi di Universitas Xizang.

Mereka juga meluncurkan laman web pertama Xizang melalui Jaringan Pendidikan dan Penelitian China.

Dengan adanya standar ini, sistem operasi ponsel dan perangkat digital lainnya kini mampu menampilkan aksara Tibet secara akurat.

Di era kecerdasan buatan saat ini, teknologi juga digunakan untuk mendigitalisasi buku dan dokumen kuno melalui pemindaian dan identifikasi otomatis.

"Sistem kami kini diterapkan di perpustakaan daerah dan dalam proyek perlindungan digital buku-buku kuno Istana Potala," ungkap Nyima Tashi.

"Saat ini, setiap ponsel dan komputer di seluruh dunia yang memproses bahasa Tibet kami mengandalkan standar yang ditetapkan oleh China," ia menambahkan.

Penulis :
Ahmad Yusuf