Pantau - Ketegangan meningkat setelah Polandia mengklaim wilayah udaranya dilanggar oleh banyak drone yang diduga berasal dari Rusia, meski hingga kini belum ada bukti resmi yang disampaikan.
Polandia Tembak Jatuh Sejumlah Drone, Rusia Minta Bukti
Pemerintah Polandia menyatakan bahwa wilayah udaranya telah berulang kali dilanggar oleh "banyak drone Rusia" dari Selasa (9/9) hingga Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, melalui akun resminya di platform X (sebelumnya Twitter), yang menyebut bahwa beberapa drone menimbulkan "ancaman langsung".
Militer Polandia mengonfirmasi bahwa mereka telah menembak jatuh sejumlah drone yang terbang di langit Polandia selama insiden tersebut.
Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia menjelaskan bahwa pelanggaran wilayah udara ini terjadi sepanjang malam.
Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut.
Kuasa Usaha Rusia di Polandia, Andrey Ordash, pada hari Rabu menyatakan bahwa hingga saat ini Polandia belum memberikan bukti bahwa drone yang ditembak jatuh berasal dari Rusia.
Belarus dan Lithuania Beri Penjelasan Berbeda
Pernyataan berbeda datang dari Kementerian Pertahanan Belarus.
Kepala Staf Umum dan Wakil Pertama Menteri Pertahanan Belarus, Pavel Muraveiko, menyatakan bahwa pihaknya telah menembak jatuh beberapa drone di wilayah udara Belarus pada malam sebelumnya.
Ia menjelaskan bahwa saat terjadi pertukaran drone antara Rusia dan Ukraina, sistem pertahanan udara Belarus melacak beberapa drone yang menyimpang dari jalur semula akibat gangguan perang elektronik.
Muraveiko juga menyebut bahwa Polandia dan Lithuania telah diberi tahu mengenai keberadaan drone-drone tersebut yang mendekati wilayah mereka.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Lithuania, Dovile Sakaliene, menilai bahwa pelanggaran udara oleh drone kemungkinan besar terjadi secara tidak disengaja.
"Kami belum memiliki data yang akurat untuk saat ini. Ada kemungkinan besar bahwa drone-drone ini tersesat", ujarnya.
Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi lebih lanjut dari NATO atau Uni Eropa terkait insiden ini.
- Penulis :
- Aditya Yohan
