Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

PBB Desak Bangladesh Tetap Buka Pintu untuk Pengungsi Rohingya

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

PBB Desak Bangladesh Tetap Buka Pintu untuk Pengungsi Rohingya

Pantau.com - PBB mendesak Bangladesh untuk terus mengizinkan warga Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar untuk masuk ke negaranya.

Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahidul Haque memberi tahu Dewan Keamanan bahwa negara itu tidak dapat menerima pengungsi tambahan dan menuduh Myanmar membuat janji kosong tentang repatriasi warga Rohingya.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric berbicara kepada media di pusat badan internasional di New York mengatakan, Dhaka harus terus mengijinkan pengungsi masuk ke negara itu, seperti dilansir Anadolu, Senin (4/3/2019).

Baca juga: Bangladesh Tak Bisa Tampung Lagi Pengungsi Rohingya dari Myanmar

"Bangladesh sangat dermawan dalam dukungan yang mereka berikan kepada para pengungsi Rohingya," kata Dujarric.

"Adalah penting bahwa orang yang melarikan diri dari konflik dapat menemukan tempat yang aman di mana pun mereka pergi," tambahnya.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan serangan terhadap komunitas Muslim minoritas sejak Agustus 2017.

Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh militer Myanmar, menurut laporan dari Ontario International Development Agency (OIDA) yang berbasis di Kanada.

Baca juga: Masya Allah! Cerita Bayi Kembar Pengungsi Rohingya Dihidupkan Kembali

Laporan tersebut juga menunjukkan sekitar 18.000 perempuan dan anak perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara dan polisi Myanmar.

Dalam sebuah laporan, penyelidik PBB mengatakan pelanggaran seperti itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sebelumnya, Bangladesh mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa pihaknya tak dapat mengambil pengungsi lagi dari Myanmar.

Keberatan itu disampaikan 18 bulan setelah lebih 700.000 orang, sebagian besar Muslim Rohingya, mulai melintasi perbatasan kedua negara. Mereka pergi mengungsikan diri dari tindakan keras militer.

rn
Penulis :
Noor Pratiwi