Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

7 Orang Ditangkap Pasca Serangkaian Ledakan Bom di Sri Lanka

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

7 Orang Ditangkap Pasca Serangkaian Ledakan Bom di Sri Lanka

Pantau.com - Ledakan bom pada Minggu Paskah di sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka telah menewaskan sedikitnya 290 orang dan melukai lebih dari 500 orang, menurut laporan Reuters pada Senin (22/4/2019).

Sebanyak tujuh orang telah ditangkap dan tiga petugas polisi tewas dalam serangan yang dilakukan pasukan keamanan di sebuah rumah di ibukota Sri Lanka beberapa jam setelah terjadinya serangkaian ledakan bom, yang menurut beberapa pejabat adalah serangan bom bunuh diri.

Sejauh ini, delapan ledakan telah dilaporkan, yakni tiga di kebaktian gereja, tiga di hotel, satu di luar kebun binatang di selatan ibukota Kolombo, dan satu lagi di pinggiran kota.

Lebih dari 50 orang tewas di gereja Katolik bergaya gothic St. Sebastian di Katuwapitiya, utara Kolombo, kata seorang pejabat polisi kepada Reuters.

Sejumlah media melaporkan 25 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah gereja Evangelis di Batticaloa, sebuah provinsi yang terletak di timur negara itu. Serangan lain menargetkan jemaat gereja St. Anthony's Shrine di pusat kota Kolombo, tetapi belum bisa dipastikan jumlah korban di lokasi tersebut.

Baca juga: Paus Fransiskus Mengutuk Serangan Bom Gereja di Sri Lanka

Tiga hotel terkenal di Kolombo juga turut menjadi target serangan bom yakni hotel Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel di Colombo, dan Cinnamon Grand Colombo. Belum dipastikan juga apakah ada korban di ketiga hotel tersebut.

Polisi mengatakan ledakan ketujuh menghantam sebuah hotel di Dehiwela, dekat Colombo, sementara seorang juru bicara militer mengkonfirmasi ledakan kedelapan di Dematagoda di pinggiran ibukota.

Serangan-serangan itu merenggut nyawa sedikitnya 27 orang asing antara lain satu warga negara Belanda, satu warga negara China, satu warga negara Portugal, dan dua insinyur asal Turki.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe memanggil dewan keamanan nasionalnya untuk menggelar pertemuan darurat.

"Saya mengutuk keras serangan pengecut terhadap rakyat kami hari ini. Saya menyerukan kepada semua warga Sri Lanka selama masa tragis ini untuk tetap bersatu dan kuat," katanya dalam cuitannya di akun Twitter.

Dia kemudian mengatakan akan mengambil tindakan tegas terhadap semua orang yang bertanggung jawab atas serangan-serangan ini terlepas dari status mereka.

Melansir ABC News, Senin (22/4/2019), pemerintah Wickremesinghe telah mengumumkan berlakunya jam malam dan juga menutup akses ke situs media sosial utama termasuk Facebook dan WhatsApp. Sekretaris Presiden telah menyatakan bahwa 22 dan 23 April adalah hari libur pemerintah.

Baca juga: Pemerintah Sri Lanka Blokir Media Sosial Usai Ledakan Gereja dan Hotel

Serangan bom terkoordinir

Menteri Keuangan Sri Lanka Mangala Samaraweera mengatakan, serangan itu merupakan upaya untuk menyeret Sri Lanka kembali ke masa-masa kelam perang saudara.

"[Pemboman ini adalah] upaya jahat untuk menciptakan ketegangan rasial dan agama di negara ini lagi, dengan demikian menarik negara dan kita semua untuk mengalami kemunduran secara ekonomi, sosial. Padahal sebaliknya negara kita saat ini sedang pulih dari perang yang berkepanjangan yang menghancurkan jalinan persaudaraan di negara kita selama hampir 30 tahun, "katanya.

"Pemboman itu bukan tindakan individu yang fanatik. Ini jelas upaya yang sangat terkoordinasi untuk menciptakan pembunuhan, kekacauan dan anarki di negara ini," tambahnya.


Penulis :
Noor Pratiwi