
Pantau.com - Sebuah bukti baru dari sumber kredibel menunjukan bahwa Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) bertanggung jawab atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, menurut ahli PBB.
Pelapor Khusus PBB untuk Eksekusi Ekstrayudisial, Ringkasan, dan Arbitrasi, Agnes Callamard, telah menyerukan penyelidikan internasional yang tidak memihak untuk menetapkan 'ambang tanggung jawab pidana telah terpenuhi, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (20/6/2019).
Callamard, dalam laporan independen pertamanya tentang pembunuhan Khashoggi mengatakan, pejabat tingkat tinggi Kerajaan Saudi juga harus diselidiki dalam mengungkap kasus tersebut.
Dalam sebuah laporan dengan 99 halaman tentang pembunuhan itu, Callamard mengatakan bahwa ia telah mempelajari rekaman di Konsulat Saudi di Istanbul saat hari di mana Khashoggi telah dibunuh pada 2 Oktober 2018.
Laporannya menegaskan adanya rekaman audio, meskipun dia bilang tidak diizinkan untuk membuat salinan. Selain itu, dia hanya diberi akses selama 45 menit dari rekaman ketika intelijen Turki menunjukkan memiliki setidaknya durasi selama tujuh jam.
Baca juga: Kasus Khashoggi Nyaris Setahun, AS Desak Saudi Bereskan
Ia menyerukan sanksi atas Pangeran Mahkota untuk membekukan 'aset pribadi' serta pejabat tinggi lainnya untuk menghadapi keadilan.
Callamard mengatakan bahwa ia telah menemukan bukti bahwa Khashoggi sendiri sepenuhnya menyadari kekuasaan yang dipegang oleh Putra Mahkota, dan takut padanya. Ia juga mengatakan operasi pembunuhan kepada wartawan itu memiliki dukungan dari pemerintah.
"Bukti merujuk pada 15 orang dengan misi untuk mengeksekusi Khashoggi membutuhkan koordinasi yang signifikan dengan pemerintah, dan sumber keuangan," katanya.
Para ahli menemukan bahwa operasi skala besar itu dapat dilaksanakan tanpa Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Setelah itu, dikatakannya, pejabat Saudi mengambil tindakan untuk menghancurkan bukti, dengan menyangkal pembunuhan terhadap wartawan itu, sampai pemerintah dipaksa untuk mengakui pembunuhan Khashoggi.
"Penghacuran barang bukti ini tak akan terjadi tanpa kesadaran dari MBS," kata Callamard.
Arab Saudi sebelumnya telah mengakui bahwa agennya membunuh Khashoggi dalam sebuah pembunuhan terencana, namun menyangkal bahwa Pangeran MBS memiliki pengetahuan tentang operasi tersebut.
Dalam laporannya, ia mengatakan dia mendapati bahwa penyelidikan yang dilakukan sejauh ini oleh Arab Saudi dan Turki telah 'gagal memenuhi standar internasional mengenai penyelidikan terhadap kematian yang melanggar hukum'.
Ia mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk meluncurkan Investigasi Kriminal Internasional resmi ke kasus ini, yang katanya akan memungkinkan untuk ' membangun-up file yang kuat pada masing-masing dugaan pelaku dan mengidentifikasi mekanisme untuk formal pertanggungjawaban, seperti pengadilan ad hoc atau hibrida.
Baca juga: 227 Hari Kematian Khashoggi, Kekasih: Dunia Belum Melakukan Apapun
Dia juga menyerukan FBI di Amerika Serikat, untuk membuka penyelidikan kasus dan mengejar penuntutan pidana di Amerika Serikat, yang sesuai.
Dia menyebut 15 nama yang dianggap sebagai tim pembunuh Khashoggi tidak ada dalam daftar 11 pelaku yang saat ini tengah menjalani persidangan di Saudi. Ia juga menemukan bukti bahwa Arab Saudi sengaja menggunakan kekebalan Konsuler untuk menunda penyelidikan Turki sampai TKP bisa dibersihkan sepenuhnya.
Jamal Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post, terakhir kali terlihat ketika memasuki Gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018, untuk mengambil dokumen pernikahannya. Khashoggi dilaporkan dibunuh dan jasadnya dimutilasi dalam gedung tersebut.
- Penulis :
- Noor Pratiwi