
Pantau.com - Pemimpin peleton Navy SEALs atau Angkatan Laut AS, dituduh telah melakukan kejahatan perang di Irak, akhirnya dibebaskan oleh dewan hakim militer pada Selasa, 2 Juli 2019. Kecuali tindakan swafoto dengan mayat ISIS yang menjadi tawanan.
Tujuh anggota hakim berunding selama sembilan jam sebelum memberikan vonis di pengadilan Kepala Operasi Khusus Edward Gallagher, seorang veteran perang yang kasusnya telah menarik perhatian Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Melansir Reuters, Rabu (3/7/2019), Gallagher dibebaskan dari tuduhan pembunuhan di Irak. Namun dikenai pelanggaran tunggal karena berswafoto dengan mayat ISIS, dengan hukuman maksimum empat bulan penjara.
Baca juga: Deplu AS Kehilangan 70 Persen Staf karena Aksi Donald Trump
Kepala Satuan Khusus Navy SEALs Edward Gallagher. (Foto: Reuters)
Otoritas Angkatan Laut mengatakan, Gallagher telah menjalani masa tahanan praperadilan selama tujuh bulan, sehingga ia akan dibebaskan namun bisa menghadapi hukuman lain, seperti penurunan pangkat atau pengurangan gaji.
Pemimpin AL itu bisa menghadapi hukuman penjara lebih berat jika terbukti bersalah atas tuduhan yang paling serius terhadapnya, yakni pembunuhan terencana. Namun, dua rekannya, yang bertugas bersama dirinya dalam perang, bersaksi untuk kasus pembunuhan terencana itu.
Hakim juga telah mendengarkan saksi dari dua dokter spesialis otak. Mereka mengungkapkan, Gallagher menderita 11 gegar otak selama pertempuran dalam karirnya sebagai militer AS, dan menempatkan Gallagher pada risiko tinggi degenerasi otak dan gangguan penglihatan yang memerlukan perawatan medis berkelanjutan.
Baca juga: Mengapa Trump Khawatir Jika Militer AS Pergi dari Afghanistan?
Edward Gallagher, pemimpin satuan elit Angkatan Laut AS dituduh membunuh warga sipil Irak secara acak. Menikam hingga mati seorang tahanan remaja dan hampir belasan kejahatan perang lain.
Para penyelidik militer menuduh Gallagher melakukan sejumlah kejahatan itu ketika berada di Mosul dari Februari hingga September 2017, termasuk pembunuhan yang direncanakan terhadap seorang petempur kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS yang terluka, yang umurnya baru sekitar 15 tahun.
Dia kemudian berfoto sambil berpose dengan mayat itu dan mengucapkan sumpah pelantikan Angkatan Laut.
- Penulis :
- Noor Pratiwi