Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kemenangan Telak Kubu Pro Demokrasi dalam Pemilu Hong Kong

Oleh Kontributor NPW
SHARE   :

Kemenangan Telak Kubu Pro Demokrasi dalam Pemilu Hong Kong

Pantau.com - Kemenangan besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dari kubu pro-demokrasi dalam pemilihan dewan distrik Hong Kong telah menjadi tamparan bagi para pemimpin kota tersebut.

Dalam referendum proksi tentang gerakan pro-demokrasi kita, hampir 3 juta orang memberikan suaranya. Angka itu mewakili lebih dari 71 persen pemilih dan hampir setengah dari populasi penduduk Hong Kong.

Menurut media lokal RTHK, Senin (25/11/2019), partai pro-demokrasi memenangkan hampir 90 persen kursi di dewan lokal, yakni 390 dari 452.

Baca juga: Polisi Anti Huru Hara di Hong Kong Tembakkan Gas Air Mata ke Dalam Kampus

Kemenangan ini membuat para pengunjuk rasa di media sosial sepakat untuk menghentikan aksi protes pada akhir pekan. Ini adalah kali pertamanya akhir pekan Hong Kong tanpa gas air mata sejak pertengahan Agustus silam. Langkah ini juga untuk merayakan partisipasi demokrasi terbesar yang pernah terjadi di kota ini, baik dalam jumlah absolut maupun jumlah pemilih.

Politisi pro-demoktrasi telah mengambil hampir semua 18 dewan distrik kota yang disebut oleh para analis adalah suara bulat yang tidak percaya pada pemerintah.

Joseph Cheng, seorang pensiunan profesor ilmu politik di City University of Hong Kong mengatakan, penduduk Hong Kong telah mengambil kesempatan ini untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka pada pemerintah, dan ingin menekan pemerintah untuk menanggapi tuntutan politik mereka. 

"Mereka tidak menyerah pada dukungan untuk kubu pro-demokrasi dan para demonstran. Ini adalah tamparan bagi pemerintahan Carrie Lam yang bersikeras bahwa mayoritas mereka yang diam mendukung pemerintah," katanya, dikutip The Guardian.

Baca juga: KJRI Pastikan WNI dalam Keadaan Aman saat Hong Kong Dikepung Unjuk Rasa

Cheng memperingatkan bahwa jika pemerintah gagal merespons, protes tidak akan mereda. "Menekan saja tak akan mengembalikan masyarakat ke keadaan normal. Carrie Lam tak memiliki kebijakan untuk memungkinkan kami kembali normal," tambahnya. 

Cheng mengatakan sejumlah besar penangkapan setelah konflik hebat dan keras di Universitas Cina Hong Kong dan Universitas Politeknik dalam beberapa pekan terakhir telah membuat gerakan anti-pemerintah semakin radikal, tetapi protes akan terus berlanjut jika pemerintah gagal memenuhi tuntutan politik.

"Mereka tahu bahwa pada akhirnya, rakyat Hong Kong menginginkan demokrasi dan mereka tidak akan memberikannya."

Penulis :
Kontributor NPW