Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Punya Hasil Tes Swab yang Berbeda-beda? Ini 4 Faktor Penyebabnya

Oleh M Abdan Muflih
SHARE   :

Punya Hasil Tes Swab yang Berbeda-beda? Ini 4 Faktor Penyebabnya

Pantau.com Beberapa orang banyak yang merasa kebingungan ketika hasil dari tes swab PCR yang mereka terima memiliki hasil yang berbeda-beda.

Beberapa hari yang lalu, aktris kondang Atiqah Hasiholan pun mengalami hal yang sama. Dia mengungkapkan, bahwa ia melakukan tes swab sebanyak tiga kali dalam sehari. Tetapi anehnya, hasil yang ia terima berbeda-beda, ada yang hasilnya positif dan ada juga yang negatif.

 

Hal tersebut pastinya membuat banyak orang merasa kebingungan, karena hasil tes mana yang harus dipercaya dan apa yang seabiknya dilakukan di dalam kondisi tersebut?

 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, bahwa ada empat faktor yang bisa menyebabkan seseorang mendapatkan hasil tes Covid-19 yang berbeda-beda dalam sehari.

 

"Jumlah virus yang ada pada pasien. Proses pengambilan sampel, apakah memang tepat sesuai tempat yang ada jumlah virus yang memadai," kata Tjandra.

 

"Transportasi sampel dari tempat pengambilan ke tempat pemeriksaan, dan terakhir terkait proses pemeriksaan di laboratorium. Baik aspek teknik laboratorik maupun juga proses administrasi pencatatan dan pelaporan hasil (juga berpengaruh)." tambahnya.

 

Terkait hasil tes sendiri, kemungkinan ada empat hasil termasuk pada tes PCR, yaitu benar positif, benar negatif, positif palsu, dan negatif palsu. Benar dan salah mengarah pada keakuratan tes, sementara positif dan negatif mengacu pada hasil yang terima pasien.

 

Professor di Department of Laboratory Medicine and Pathology at the University of Washington School of Medicine, Geoffrey Baird mengungkapkan, hasil positif palsu berarti seseorang telah mendapatkan hasil positif, tetapi tidak benar-benar terinfeksi virus SARS-CoV-2.

 

Menurut dia, tes antigen yang paling akurat adalah ketika yang menjalani tes memiliki gejala, karena biasanya itu berhubungan dengan adanya banyak virus yang ada di dalam tubuh sehingga lebih mudah untuk dideteksi. Tes antigen bisa sama sensitifnya dengan tes PCR ketika seseorang mengalami gejala.

 

Pada tes antigen Covid-19, mengharuskan pemeriksa menyeka lubang hidung pasien untuk mengumpulkan sampel, tetapi tujuannya bukan untuk mengambil lender yang di dalam hidung.

 

"Banyak orang berpikir menggali sedalam mungkin. Itu sebenarnya dapat menyebabkan beberapa hasil positif palsu. Ingus, rambut, darah, dan tambahan lainnya dapat mengganggu kemampuan tes untuk mengidentifikasi antigen SARS-CoV-2," kata Baird.

 

rn
Penulis :
M Abdan Muflih