
Pantau.com - Professor sekaligus Embriolog Arief Boediono menguak penyebab mahalnya proses bayi tabung, yang biasanya dilakukan kalangan menengah atau atau elite yang tak kunjung dapat momongan.
1. Biaya suntik hormon
Menurut Prof Arief mahalnya, disebabkan oleh biaya suntikan hormon, obat dan berbagai vitamin demi mengobati atau memperbaiki kualitas sperma atau sel telur yang dimiliki pasangan suami istri.
Baca juga: Wow, Program Bayi Tabung Tya Ariestya Habiskan Biaya Hampir Rp180 Juta
"Itu (mahal), tadi kalau biaya untuk suntik telurnya untuk kulturnya itu sudah terdefinisi, yang menentukan ini hormonnya ini yang perlu ditambah dikurangi," ujar Arief dalam konferensi pers Morula IVF Indonesia, di Madame Delima, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/8/2018).
2. Usia wanita kepalang tua
Terlambat melakukan kesehatan sel telur bagi wanita diusia 30 tahun juga membuat, biaya bayi tabung semakin mahal, karena kata Prof Arief itu membutuhkan treatment khusus menaikkan kualitas sel telur.
"Kalau masih muda mungkin dengan suntikan yang relatif sedikit sel telurnya sudah berkembang," ungkap Arief.
Bahkan, apabila sel telur sudah baik, dan berhasil disatukan dengan sperma hingga menjadi embrio, terkadang diusia wanita yang terbilang tua rahimnya akan sulit merawat embrio tersebut.
"Yang paling berpengaruh adalah usia istri, jadi kalau laki-laki sampe kakek-kakek pun itu masih bisa menghasilkan sperma, tapi kalau istri itu (tua) embrionya mungkin enggak apa-apa pada saat transfer (ke rahim), aktvitas embrio itu jadi lebih rendah, kemungkinan menempelnya (ke rahim) itu rendah," imbuh Arief.
3. Harus jalani pengulangan treatment
Sel telur atau kualitas sperma yang rendah juga berpengaruh mengahasilkan embrio kurang baik alias sulit berkembang, akhirnya lagi-lagi treatment harus diulangi.
Beruntung jika sel telur yang dihasilkan wanita itu terbilang banyak dan berkualitas baik, selanjutnya hanya tinggal pertemuan lagi dengan sperma dan hasilkan embrio, tetapi jika tidak maka treatment dari awal harus kembali dilakukan.
"Karena pengulangan stimulasi tadi itu yang kadang jadi mahal, dan kadang-kadang yang dapet juga sel telurnya enggak dapet banyak itu, hanya kadang-kadang satu berkembangpun juga sudah syukur diambil," paparnya.
"Kadang-kadang mereka dapet embrio disimpen dulu, ngulang lagi disimpen lagi, setelah punya beberapa, dilakukan metode tadi lihat kromosom yang bagus mana itu yang dipilih," sambungnya.
4. Kisaran harga Rp 60 hingga Rp 100 juta
Seperti yang dialami artis cantik Tya Ariestya yang telah melakukan bayi tabung dan akan kembali mengikuti untuk program anak keduanya ia, menghabiskan budget mencapai Rp60 juta untuk anak pertamanya Kanaka.
"Kalau untuk programm yang pertama itu Kanaka sekitar 60 an (juta)," aku Tya.
Baca juga: Mitos Perawatan Kulit Pada Bayi
"Kalau untuk saat ini akan lebih tinggi karena obat-obatan stimulasi yang aku dapetin terutama suntikan itu yang paling mahal. Jadi akan lebih tinggi mungkin harganya bisa mencapai 100 (juta) sekarang masih belum. Karena suntikannya aku dapet dua kali lipat dari program pertama, gitu. Mungkin untuk bayangan siapin 60 (juta) sampai 100 (juta) bayangannya ya," tukasnya.
- Penulis :
- Gilang