
Pantau - Gen Z, selain lebih kreatif sekaligus praktis, golongan orang yang lahir pada 1996-2010 dikatakan lebih sadar akan isu-isu sosial dan kesehatan mental. Para bos milenial pun memberikan testimoni mengenai apa yang mereka 'takutkan'.
Hadirnya gen Z dalam perusahaan tampaknya mulai membuat cemas milenial yang sebelumnya mendominasi lapangan kerja. Walau datang sebagai junior atau anak magang, perilaku gen Z yang dianggap lebih berani untuk mengambil inisiasi kadang membuat manajer atau bos milenial terkejut. Tak hanya terkait pekerjaan, dikatakan anak-anak muda juga tak ragu untuk menegur atasan mereka soal isu-isu sosial.
Banyak stereotip yang menempel pada Gen Z seperti dianggap terlalu berhak dan menuntut. Dipandang sebagai kepingan salju yang sensitif dengan loyalitas kerja nol. Dan bahkan disebut sebagai generasi yang terobsesi TikTok hingga menarik batasan yang tegas dalam kehidupan kerja mereka.
Itulah alasan mengapa banyak manajer milenial yang menganggap bahwa Gen Z membutuhkan pemeliharaan yang tinggi. Bos dari generasi milenial juga dinilai dalam posisi yang unik karena mereka akan mengelola generasi yang banyak menuntut para pemberi kerja sambil tetap menyeimbangkan kebutuhan bisnis.
Dilansir dari businessinsider, berikut ini cara menghadapi Gen Z di dunia kerja!
Gen Z terlalu memprioritaskan kehidupan pribadi
Gen Z pada dasarnya hanya akan melakukan apa yang ada dalam deksripsi pekerjaannya. Bahkan untuk Gen Z yang berpikiran karier, batasan antara kerja dengan kehidupan pribadi adalah pertimbangan utama ketika mencari kerja. Mereka tidak menganggap perusahaan adalah keluarga. Menurut Kimi Kaneshina, seorang manajer produk asosiasi berusia 24 tahun, bagi Gen Z "sangat penting untuk menghormati batasan orang".
Gen Z hidup secara online
Gen Z sangat menyukai TikTok dan terobsesi dengan internet. Sebuah survei oleh Dell terhadap 15.105 orang berusia antara 18 dan 26 di 15 negara, menemukan bahwa sementara 29% responden mengatakan pengaturan kerja yang fleksibel dan jarak jauh merupakan pertimbangan penting saat memilih pemberi kerja, 29% responden lainnya mengatakan bahwa mereka menyukai 9 -ke-5 peran berbasis kantor.
Gen Z adalah generasi yang sensitif
Gen Z mengutamakan perasaan mereka saat berhadapan dengan pekerjaan dan kehidupan. Meski demikian, mereka ingin terus memastikan apakah seseorang merasa nyaman, aman dan dihormati di tempat kerja. Maka penting bagi atasan untuk selaras dengan sifat Gen Z yang satu ini. Ada baiknya sebagai atasan, bisa memberikan penguatan positif yang tidak selalu dibutuhkan generasi lainnya.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari








