
Pantau - Seperti organ tubuh lainnya, manusia perlu menjaga kesehatan tulang karena perkembangan dan pertumbuhan tulang tidak selamanya optimal. Tulang-tulang pada tubuh bisa saja tumbuh tidak simetris, namun hal tersebut dapat dideteksi sejak usia muda.
Manusia kerap tidak sadar jika ternyata postur tubuhnya terkadang tidak normal alias tinggi sebelah. Pada banyak kasus, hal tersebut butuh penanganan agar tidak memicu dampak yang lebih buruk salah satunya skoliosis.
Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung ke samping dan paling sering didiagnosis pada remaja. Skoliosis dapat terjadi pada orang dengan kondisi seperti kelumpuhan otak dan distrofi otot. Umumnya, penyebab skoliosis masa kanak-kanak tidak diketahui.
Skoliosis biasanya merupakan kasus yang ringan, namun tidak menutup kemungkinan jika beberapa lekukan memburuk seiring pertumbuhan anak. Skoliosis yang parah dapat mengurangi jumlah ruang di dalam dada sehingga menyulitkan paru-paru untuk berfungsi dengan baik.
Adapun gejala skoliosis yang dapat dideteksi dengan penglihatan yakni:
1. Bahu tidak rata
2. Satu tulang belikat yang tampak lebih menonjol dari yang lain.
3. Pinggang tidak rata
4. Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
5. Satu sisi tulang rusuk menjorok ke depan
6. Penonjolan di satu sisi punggung saat membungkuk ke depan
Pada kebanyakan kasus, tulang belakang akan berotasi atau memutar selain melengkung dari sisi ke sisi. Hal ini menyebabkan tulang rusuk atau otot di satu sisi tubuh menonjol lebih jauh daripada sisi lainnya.
Hingga saat ini, tenaga medis belum dapat menemukan penyebab pasti skoliosis secara umum. Tetapi, faktor keturunan diduga menjadi penyebab karena kelainan tulang kadang diturunkan dari keluarga.
Namun, terdapat jenis skoliosis yang kurang umum dan dapat disebabkan oleh:
1. Kondisi neuromuskuler tertentu, seperti cerebral palsy atau distrofi otot
2. Cacat lahir yang mempengaruhi perkembangan tulang tulang
3. Operasi sebelumnya pada dinding dada saat masih bayi
4. Cedera atau infeksi tulang belakang
5. Penyimpangan sumsum tulang belakang
Manusia kerap tidak sadar jika ternyata postur tubuhnya terkadang tidak normal alias tinggi sebelah. Pada banyak kasus, hal tersebut butuh penanganan agar tidak memicu dampak yang lebih buruk salah satunya skoliosis.
Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung ke samping dan paling sering didiagnosis pada remaja. Skoliosis dapat terjadi pada orang dengan kondisi seperti kelumpuhan otak dan distrofi otot. Umumnya, penyebab skoliosis masa kanak-kanak tidak diketahui.
Skoliosis biasanya merupakan kasus yang ringan, namun tidak menutup kemungkinan jika beberapa lekukan memburuk seiring pertumbuhan anak. Skoliosis yang parah dapat mengurangi jumlah ruang di dalam dada sehingga menyulitkan paru-paru untuk berfungsi dengan baik.
Adapun gejala skoliosis yang dapat dideteksi dengan penglihatan yakni:
1. Bahu tidak rata
2. Satu tulang belikat yang tampak lebih menonjol dari yang lain.
3. Pinggang tidak rata
4. Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
5. Satu sisi tulang rusuk menjorok ke depan
6. Penonjolan di satu sisi punggung saat membungkuk ke depan
Pada kebanyakan kasus, tulang belakang akan berotasi atau memutar selain melengkung dari sisi ke sisi. Hal ini menyebabkan tulang rusuk atau otot di satu sisi tubuh menonjol lebih jauh daripada sisi lainnya.
Hingga saat ini, tenaga medis belum dapat menemukan penyebab pasti skoliosis secara umum. Tetapi, faktor keturunan diduga menjadi penyebab karena kelainan tulang kadang diturunkan dari keluarga.
Namun, terdapat jenis skoliosis yang kurang umum dan dapat disebabkan oleh:
1. Kondisi neuromuskuler tertentu, seperti cerebral palsy atau distrofi otot
2. Cacat lahir yang mempengaruhi perkembangan tulang tulang
3. Operasi sebelumnya pada dinding dada saat masih bayi
4. Cedera atau infeksi tulang belakang
5. Penyimpangan sumsum tulang belakang
- Penulis :
- renalyaarifin