
Pantau - Aktor Hollywood, Jumat lalu, menggelar aksi mogok. Mereka menuntut gaji yang lebih tinggi, kebijakan residu yang lebih baik, dan perlindungan terhadap penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI).
Serikat Pekerja terbesar di Hollywood, yang mewakili 160.000 aktor film dan televisi itu, serta Writers Guild of America (WGA) menuntut kenaikan gaji pokok dan residu di era TV streaming ditambah jaminan bahwa pekerjaan mereka tidak akan digantikan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Serikat pekerja aktor Hollywood mengungkapkan salah satu poin yang dipermasalahkannya pihak studio adalah penggunaan replika digital aktor atau menggunakan AI untuk selamanya.
Hal tersebut disampaikan oleh Duncan Crabtree-Ireland, selaku Kepala Negosiator Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA), saat menggelar konferensi pers jelang aksi mogok massal.
"Mereka mengusulkan agar artis latar kami bisa dipindai, bayar untuk gaji satu hari, dan perusahaan mereka memiliki pindaian gambar dan rupa mereka yang bisa dipakai untuk selamanya," katanya.
Lantaran, salah satu hal yang mereka perjuangkan dalam aksi mogok massal ini adalah terkait penggunaan kecerdasan buatan artificial intelligenc (AI) yang bisa mengeksploitasi suara hingga tampilan fisik mereka tanpa persetujuan.
Seperti dilansir CNN, Aktor Dwayne Colbert mengatakan, "Itu adalah persyaratan sesuai kontrak terakhir, bahwa saya akan dipindai untuk sebuah produksi. Saya tidak tahu untuk apa. Saya memang mengizinkan, tetapi saya tidak tahu nantinya wajah dan suara saya itu akan digunakan untuk apa.”
Aliansi Produser Film dan Televisi, yang berunding atas nama studio besar, mengatakan telah menawarkan kenaikan gaji yang tinggi dan kenaikan pembayaran residu. Terkait AI, aliansi telah "memberi usul terobosan guna melindungi artis dari versi digital."
Kesepakatan itu, kata kepala negosiator SAG-AFTRA Duncan Crabtree-Ireland, tidak cukup.
“Dalam usul terkait AI yang katanya terobosan, pemain latar harus bersedia dipindai, dengan bayaran satu hari. Perusahaan yang menyimpan hasil pemindaian itu, wajah mereka, segala sesuatu yang mirip mereka, dan dapat menggunakannya sampai kapan pun, dalam proyek apa pun yang mereka inginkan, tanpa persetujuan, dan tanpa kompensasi. Kalau itu dianggap sebagai usul yang inovatif, saya sarankan kalian berpikir lagi,” tukasnya.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari